Batusangkar, (ANTARA) - Sejumlah pembuat batu bata di sentra industri batu bata Ladang Laweh, Nagari Rambatan, Kabupaten Tanah Datar mengaku kesulitan dalam memasarkan salah satu bahan bangunan itu.
"Sulitnya pemasaran membuat permintaan batu bata dari konsumen menjadi menurun sehingga berdampak kepada harga bata yang relatif murah," kata Erizal, salah seorang pembuat batu bata di sentra industri tersebut Selasa.
Menurutnya, penjualan di sentra batu bata tersebut dikarenakan kalah bersaing dengan pembuat batu bata dari Kabupaten Dharmasraya yang sudah menggunakan mesin sebagai alat cetak bata.
Sehingga banyak kontraktor bangunan yang beralih membeli bata merah ke daerah itu. Ia juga mengakui dengan menggunakan mesin bata memiliki keunggulan dalam proses kecepatan pembuatan serta penghematan tenaga.
Agar pembuat batu bata di setra bata Ladang Laweh, Nagari Rambatan tetap mampu bersaing di pasaran, ia berharap pemerintah daerah menggandeng sentra industri tersebut dengan melibatkan di setiap pembangunan pemda.
"Kami mengharapkan di setiap pembangunan yang diinisiasi pemerintah daerah harus membeli bata merah ke Ladang Laweh, sehingga dampaknya ekonomi warga juga akan terangkat," ujarnya.
Ia mengatakan pembuat batu bata di sentra Ladang Laweh dikerjakan lebih kurang sebanyak 100 Kepala Keluarga (KK), satu orang KK setidaknya menghidupi empat sampai enam orang.
Di sentra tersebut kebanyakan yang membuat bata adalah kaum perempuan, satu buah bata diupah sebesar Rp80, sementara kaum lelaki bekerja disaat pengolahan tanah sebelum dicetak dan pada proses pembakaran.
Dewi, salah seorang pekerja bata mengaku dalam sehari ia mampu mencetak bata sekitar 500 buah bata dan dibayarkan satu kali dalam seminggu sebesar Rp240.000.
Ia mengaku sudah setahun bekerja sebagai membuat bata di pondok bata milik erizal, namun akhir ini terjadi penurunan konsumen yang membeli bata.
Sementara Zulfahmi yang juga pelaku usaha batu bata di daerah tersebut mengatakan jalan yang berlubang dan bermaterial tanah juga salah satu faktor terjadinya penurunan daya jual bata di daerah itu.
Sehingga di saat musim hujan membuat mobil pengangkut bata yang masuk ke sentra tersebut kesulitan saat menanjak dan tergelincir.
Berita Terkait
Polda Kepri Rilis Kepemilikan 6,7 Kg Sabu
Rabu, 2 Februari 2022 17:25 Wib
Suara Ketum PSSI terbata-bata karena haru saat melepas timnas putri ke India
Senin, 17 Januari 2022 6:18 Wib
Penjualan batu bata tetap laris di Agam dan tak terganggu saat pandemi COVID-19
Selasa, 27 Juli 2021 15:11 Wib
Bangunan Sekolah Dari Bata Plastik Daur ulang
Senin, 14 Juni 2021 13:38 Wib
Bata ini bakal diproduksi PT Semen Padang, hemat biaya 20 persen, ramah gempa dan lingkungan
Jumat, 24 Juli 2020 20:17 Wib
Tiger Woods terbata-bata terima Medali Kebebasan dari Trump
Selasa, 7 Mei 2019 7:59 Wib
Pembangunan di era Jokowi lancar, pengerajin batu bata deklarasi di Limapuluh Kota
Jumat, 29 Maret 2019 20:36 Wib
Limbah plastik diubah jadi bata trotoar di Ghana
Selasa, 1 Mei 2018 9:43 Wib