Kunjungan wisatawan asing ke Sumbar turun selama Ramadhan, ini penyebabnya

id kunjungan wisatawan, pariwisata sumbar

Kunjungan wisatawan asing ke Sumbar turun selama Ramadhan, ini penyebabnya

Wisatawan menaiki kapal wisata ke pulau Ansoduo, di perairan Pariaman, Sumatera Barat. (Antara Sumbar/Iggoy El Fitra)

Padang, (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat kunjungan wisatawan asing ke provinsi itu pada Mei 2019 atau selama Ramadhan 1440 mencapai 3.582 orang, turun 34,53 persen dibanding April yang tercatat sebanyak 5.471 orang.

"Salah satu penyebab turunnya kunjungan karena pada Mei bertepatan dengan Ramadhan dan kecenderungan wisatawan memilih untuk tidak berwisata karena pengunjung didominasi oleh pelancong asal Malaysia yang mayoritas Muslim," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Selasa.

Ia menyebutkan pada Mei 2019 jumlah wisatawan Malaysia yang datang ke Sumbar sebanyak 2.253 orang, Australia 373 orang, Amerika Serikat 113 orang, Tiongkok 50 orang, Perancis 48 orang, Inggris 30 orang, Jerman 22 orang, Singapura 21 orang, Belanda 21 orang, Thailand 20 orang dan lainnya 632 orang.

Kunjungan wisatawan asing pada Mei 2019 memberikan kontribusi sebesar 0,29 persen terhadap total wisman yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 1.256.325 orang.

Ia memastikan jumlah yang terdata tersebut adalah mereka yang masuk melalui imigrasi di Bandara Internasional Minangkabau, jika sebelumnya dari Jakarta atau Medan maka akan di data di bandara kedatangan.

Sebaliknya Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menyebut jumlah kunjungan wisatawan ke daerah itu pada libur Lebaran 2019 mencapai 2,1 juta, jauh di atas target 1,6 juta orang.

Angka itu menurutnya untuk periode 5 - 9 Juni 2019 untuk 18 kabupaten dan kota minus Kabupaten Kepulauan Mentawai yang belum mengirimkan datanya.

Berdasarkan data yang dilaporkan, Kabupaten Pesisir Selatan mendapat kunjungan paling tinggi sebesar 795.747 wisatawan, Kota Padang 330.000 wisatawan, di susul Kota Pariaman 226.993 wisatawan dan Bukittinggi 192.242 wisatawan.

"Perkiraan uang beredar selama lima hari tersebut sebesar Rp214 Miliar, dengan asumsi kebutuhan makan minum rata-rata Rp100 ribu orang per hari," ujarnya.

Ia menyampaikan data kunjungan wisatawan melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) memang menurun dan berimbas pada jumlah kunjungan. Tetapi, kekurangan itu ditutupi oleh kunjungan wisatawan yang masuk lewat darat menggunakan bus atau kendaraan pribadi. (*)