Harga TBS anjlok, petani kelapa sawit terancam miskin

id Kelapa sawit,Harga TBS anjlok,Petani kelapa sawit terancam miskin

Harga TBS anjlok, petani kelapa sawit terancam miskin

Sejumlah petani menimbang tandan buah segar (TBS) kelapa sawit untuk dijual. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/wsj.

Painan (ANTARA) - Harga tandan buah segar kelapa sawit di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat di tingkat petani mandiri Rp450 per kilogram sejak pertengahan Mei 2019 hingga saat ini.

"Harga tandan buah segar kelapa sawit anjlok membuat ekonomi petani lesuh, harga Rp450 per kilogram bertahan sejak satu setengah bulan terakhir," kata petani kelapa sawit di Kecamatan Lengayang, Pesisir Selatan, Iwen (38) di Painan, Minggu.

Padahal lanjutnya harga tandan buah segar kelapa sawit pada awal Maret 2019 mencapai Rp1.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp650 per kilogram.

Situasi saat ini ungkapnya cukup berdampak kepada masyarakat kecamatan setempat, karena hampir sebagian menggantungkan ekonomi dari penjualan harga tandan buah segar.

"Tidak jauh-jauh lihat saja pasar nagari atau pasar kecamatan yang relatif sepi semenjak harga tandan buah segar tak kunjung naik," kata dia.

Ia mengungkapkan harga tandan buah segar kelapa sawit yang anjlok berdampak lurus dengan produktivitas lahan kelapa sawit karena petani tidak lagi memupuk tanamannya.

"Jangankan memupuk untuk mencukupi kebutuhan keluarga saja uang hasil penjualan tandan buah segar tidak cukup, sehingga hasil panen kian menurun," kata dia.

Petani kelapa sawit lainnya, Sahrul (46) mengaku mesti mencari kerja sampingan agar kebutuhan keluarga tetap terpenuhi.

Apalagi katanya sebentar lagi akan memasuki tahun ajaran baru sehingga kebutuhan semakin meningkat seperti biaya masuk sekolah, beli buku, seragam dan lainnya.

"Saya berharap pemerintah kabupaten segera mengambil sikap terhadap situasi ini, karena tidak hanya terjadi sesaat namun sepanjang tahunnya," imbuhnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan, Nuzirwan menyebutkan luas areal tanaman kelapa sawit kebun milik petani mandiri di daerah setempat mencapai lebih kurang 73 ribu hektare.

Luas areal tersebut ujarnya tidak sebanding dengan jumlah pabrik pengelolaan kelapa sawit sehingga harganya tidak stabil dan kerap anjlok.