Ternyata petir miliki manfaat menurut guru besar Unand

id petir,petir milikia,guru besar unand

Ternyata petir miliki manfaat menurut guru besar Unand

Ketua Majelis Guru Besar Unand Prof Fauzan Azima (kiri) menyematkan selempang kepada guru besar Unand Prof Ariadi Hazmi (kanan) di Padang, Selasa (25/6) (Antara Sumbar/Humas)

Padang (ANTARA) - Guru besar Universitas Andalas Unand) Padang Prof Ariadi Hazmi mengemukakan petir memiliki sejumlah manfaat mulai dari pembangkit listrik alami dengan daya yang besar hingga membantu menyuburkan tanah.

"Sebagai fenomena alam petir selain memiliki daya hancur yang hebat juga memiliki manfaat bagi kehidupan manusia," kata dia di Padang, Selasa.

Ia menyampaikan hal itu pada orasi ilmiah pengukuhan guru besar tetap dalam bidang ilmu Teknik Tegangan Tinggi pada Fakultas Teknik Unand dengan judul Petir Fenomena Alam Bahaya dan Manfaatnya.

Ariadi menjelaskan petir merupakan akselerator partikel alami yang menimbulkan berbagai radiasi elektromagnetik dari plasma sangat panas yang disebabkan aliran elektron seperti photonuclear.

Proses terbentuknya petir dimulai dari udara yang dipanaskan matahari naik membawa molekul air yang menguap di dalamnya dan ketika mencapai ketinggian dua sampai tiga kilometer bersentuhan dengan lapisan udara dingin.

"Saat itu kristal es yang terbentuk di awan melepas energi listrik statis karena pergesekan," ujarnya.

Sementara guntur adalah suara yang dibentuk oleh gelombang kejut karena molekul gas mengalami peningkatan tekanan yang cepat.

Menurut dia saat petir terjadi menghasilkan energi listrik yang besar dan temperatur tinggi sehingga bisa memecah diatomik oksigen menjadi oksigen tunggal yang akhirnya memproduksi ozon yang berguna melindungi bumi dari ultraviolet

"Selain itu terbentuk nitrogen oksida yang berguna untuk kesuburan tanaman melalui hujan," katanya.

Ariadi memaparkan saat ini Indonesia memiliki hari guruh antara 100 sampai 200 hari per tahun dengan potensi petir yang besar.

Saat ini Stasiun Petir Unand sedangkan mengembangkan sistem menggunakan antena VHF dan mikropon untuk menentukan lokasi image petir tiga dimensi.

Dengan demikian akan mendapatkan data yang lebih detail yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, kata dia.

Ia menambahkan tantangan yang dihadapi ke depan adalah bagaimana meminimalkan kematian dan kerusakan fasilitas umum yang disebabkan oleh petir dan bidang lain.