Minat masyarakat urus paspor meningkat, Imigrasi Padang tambah kuota pelayanan

id imigrasi

Minat masyarakat urus paspor meningkat, Imigrasi Padang tambah kuota pelayanan

Plt Kepala Imigrasi Kelas I TPI Padang, Indra Sakti Suhermansyah (ANTARA SUMBAR/ Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Minat masyarakat Sumatera Barat untuk mengurus paspor meningkat sejak satu bulan terakhir hingga Imigrasi Kelas I TPI Padang harus menambah kuota pelayanan hingga 30 persen setiap hari.

"Sejak Mei, jumlah masyarakat yang mengurus paspor membeludak. Kuota pelayanan satu hari biasanya untuk 80 orang, kami tambah menjadi 120 orang," kata Plt Kepala Imigrasi Kelas I TPI Padang Indra Sakti Suhermansyah di Padang, Selasa.

Ia mengaku tidak mengetahui alasan meningkatnya antusiasme masyarakat untuk mengurus paspor tersebut karena petugas memang tidak pernah menanyakan hal tersebut.

"Bagi kami, ada masyarakat yang ingin mengurus paspor, kami berikan pelayanan yang terbaik," ujarnya.

Indra mengatakan untuk kuota 120 orang yang disediakan setiap hari itu mendaftar secara daring, tidak lagi manual. Setelah kuota penuh, otomatis tidak bisa mendaftar untuk hari itu dan harus menunggu hari berikutnya.

Sementara untuk pelayanan langsung secara manual hanya dibuka untuk pemohon khusus, seperti difabel, lanjut usia dan bayi di bawah lima tahun.

Pengurusan paspor ini juga tidak membutuhkan waktu lama. Untuk membuat baru butuh waktu tiga hari sementara untuk penggantian bisa selesai satu hari.

Meningkatnya animo masyarakat mengurus paspor diduga akibat tingginya harga tiket penerbangan domestik di Indonesia. Harga tiket bisa lebih murah jika mengambil tiket transit di Malaysia.

Salah seorang pemohon pembuatan paspor, Yuni mengatakan memiliki jadwal kegiatan di Jakarta beberapa minggu ke depan. Ia mengurus paspor agar bisa mendapat tiket transit ke Malaysia yang relatif lebih murah.

Sementara itu Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Sumbar Ian Hanafiah menyebut jumlah wisatawan dari Padang ke Malaysia memang meningkat beberapa bulan terakhir.

Kenaikannya malah bisa hingga 300 persen dari waktu tiket penerbangan domestik masih murah.