Kemendikbud gelar literasi nasional di Payakumbuh selama tiga hari

id Gerakan literasi nasional

Kemendikbud gelar literasi nasional di Payakumbuh selama tiga hari

Gerakan literasi nasional di Payakumbuh selama tiga hari. (Antara Sumbar/Syafri Ario)

Payakumbuh, (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Payakumbuh menggelar Gerakan Literasi Nasional di aula Eks Balaikota Bukik Sibaluik, selama tiga hari.

"Kegiatan digelar dari 17-19 Juni 2019 diikuti 76 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan seperti sanggar baca, kedinasan, siswa sekolah, serta masyarakat yang berminat untuk berliterasi," kata Asisten III Pemkot Payakumbuh Amriul Dt Kirayiang di Payakumbuh, Selasa.

Ia mengatakan narasumber merupakan orang-orang kompeten di bidangnya di antaranya Sastrawan Iyut Fitra dan dari Balai Bahasa Pemprov Sumbar.

"Ini merupakan tindak lanjut perencanaan gerakan literasi nasional sesuai Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015," ujarnya.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumbar, Dwi Sutana mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang diadakan Balai Bahasa Provinsi Sumbar.

"Kami sudah melaksanakan pembinaan komunitas bahasa, disana ada penulis, penggiat literasi, dan taman bacaan, tujuannya mempertemukan penggiat literasi dengan output meningkatkan motivasi baca dan menulis kepada masyarakat," ujarnya.

Dwi Sultana menjelaskan pada bulan Maret hingga April, digelar pemilihan duta bahasa.

"Ada 90 pasang peserta dari mahasiswa dan generasi muda yang diseleksi, ada tes UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia), sama dengan TOEFL untuk Bahasa Inggris," jelasnya.

Dwi Sutana mengatakan Bahasa Indonesia merupakan penguat jati diri dan daya saing bangsa agar Indonesia diperhitungkan oleh negara-negara lain.

"Penguatan bahasa Indonesia di media luar ruang perlu diperkuat. Kalau tidak menunjukkan kebanggaan menggunakan Bahasa Indonesia, kita akan mudah luntur dan media luar akan dipenuhi tulisan asing," ujarnya.

Tak hanya menumbuhkan budi pekerti, tapi juga menciptakan ekosistem sekolah untuk budaya tulis serta cinta bahasa dan sastra.

Dwi Sutana berharap peserta dapat menjadikan kegiatan ini sebagai pembelajaran dan mengajak generasi muda dan para penulis untuk memunculkan ide-ide untuk literasi.

"Ada 3 poin penting dalam pelatihan menulis bagi pemula, ada motivasi, pembelajaran membaca dan menulis, serta membaca dan menulis mandiri. Dorong semangat untuk mengembangkan literasi," katanya. (*)