Harga cabai di Solok Selatan naik tajam pascalebaran, ini penyebabnya

id harga cabai,solok selatan,lebaran,sumbar

Harga cabai di Solok Selatan naik tajam pascalebaran, ini penyebabnya

Pedagang cabai merah mengambilkan pesanan pembeli di Pasar Muaralabuh, Solok Selatan. (Antara Sumbar/Erik IA)

Padang Aro, (ANTARA) - Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat naik tajam dari Rp20 ribu menjadi Rp60 ribu perkiloram pascalebaran Idul Fitri 1440 hijriah.

"Kenaikan harga cabai ini karena kurangnya pasokan, dan masih bertahan sampai saat ini," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Solok Selatan Irwandi Osmaidi di Padang Aro, Selasa.

Dia mengatakan untuk cabai kualitas paling bagus dijual pedagang seharga Rp60 ribu, sedang Rp55 ribu, dan kualitas paling bawah Rp50 ribu perkilogramnya.

"Rata-rata pedagang menjual cabai Rp55 ribu perkilogram," kata dia.

Pasokan cabai merah di Solok Selatan berasal dari petani setempat, dan juga dari Kabupaten Solok dan Kerinci Provinsi Jambi.

Kurangnya pasokan kata dia, kemungkinan karena masih suasana lebaran dan petani belum memanen cabainya.

"Kalau harga cabai terus naik kami akan berkoordinasi dengan provinsi untuk menstabilkan harga," ujarnya.

Untuk harga berbagai kebutuhan pokok lainnya kata dia, masih stabil seperti bawang merah dijual Rp30 ribu perkilogram, sedangkan beras Rp9 ribu perliter.

Salah seorang warga Sungai Pagu Fitria Yuningsih mengatakan, pada Senin di pasar Muaralabuh harga cabai merah memang cukup mahal yaitu Rp55 ribu perkilogram.

"Saya terpaksa mengurangi beli cabai dari biasanya satu kilogram, sekarang cukup setengahnya," kata dia.

Selain itu katanya, harga jengkol juga mahal dimana biasanya satu cupak (isi 20 butir) hanya Rp15 ribu sekarang naik jadi Rp30 ribu.

"Jengkol sekarang juga satu cupak Rp30 ribu dan cukup mahal," ujarnya. (*)