Yang mau libur Lebaran di Padang, ada Festival 10 ribu bakcang ayam dan lamang baluo

id festival bakcang ayam, lamang baluo

Yang mau libur Lebaran di Padang, ada Festival 10 ribu bakcang ayam dan lamang baluo

Wali Kota Padang Mahyeldi (tengah ) bersama ketua Panitia Festival 10 ribu bakcang ayam dan lamang baluo Alam Gunawan (kanan) menyampaikan keterangan pers di Padang, Rabu (29/5) (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Padang, (ANTARA) - Dalam rangka menarik kunjungan wisatawan dan memeriahkan Idul Fitri 1440 Hijriah pemerintah Kota Padang akan menggelar festival 10 ribu bakcang ayam dan lamang baluo pada 6 dan 7 Juni 2019 di kawasan Kota Tua.

"Tujuan digelarnya festival ini selain memeriahkan Idul Fitri juga mengangkat kembali dua makanan khas yaitu bakcang ayam dari etnis Tionghoa dan lamang baluo dari etnis Minang," kata Wali Kota Padang Mahyeldi di Padang, Rabu.

Menurut dia festival ini juga menargetkan bisa memperoleh dua rekor MURI yaitu pembuatan bakcang ayam dan lamang baluo terbanyak yang mencapai 10 ribu.

"Ini juga bukti akulturasi budaya antara etnis Minang dengan Tionghoa terjalin amat baik di Kota Padang," tambah dia.

Mahyeldi menyampaikan kegiatan sengaja dipilih pada hari kedua Lebaran karena biasanya masyarakat sudah mulai berekreasi dan ini bisa jadi pilihan.

"Ini direncanakan akan jadi agenda rutin dan dikemas lebih besar lagi tahun depan," lanjutnya.

Sementara Ketua Panitia Festival, Alam Gunawan menyampaikan bakcang merupakan makanan tradisional masyarakat Tionghoa yang hadir 2000 tahun sebelum masehi.

Saat ini sudah mulai langka karena itu kembali dipopulerkan melalui festival ini, kata dia.

Terkait ada pandangan bakcang identik dengan daging babi ia menyampaikan pada festival yang dibuat adalah bakcang ayam sehingga aman dikonsumsi umat muslim.

"Sebenarnya bakcang itu banyak variasinya mulai dari ayam, rendang hingga vegetarian," ujar dia.

Sementara lamang baluo merupakan makanan tradisional Minang yang terbuat dari beras pulut yang juga sudah jarang dijumpai.

Jadi ini kolaborasi antara makanan Tionghoa dengan Minang dan kami menargetkan bisa meraih dua rekor MURI, sebut dia.

Ia memaparkan untuk pelaksanaan festival menelan biaya hampir Rp1 miliar yang bersumber dari Pemkot Padang dan bantuan dari sponsor.

Pada hari pelaksanaan juga akan dimeriahkan dengan hiburan mulai dari barongsai, gambang, tari tradisional Minang hingga gamad, kata dia.

Usai dilakukan penilaian oleh juri dari MURI maka bakcang akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat, tambah dia.

Dalam pembuatan dikerjakan oleh tim khusus yang dipersiapkan beberapa hari sebelum pelaksanaan sehingga jumlahnya bisa mencapai 10 ribu. (*)