Organda Sumbar tepis anggapan bus rekondisi jadi angkutan Lebaran

id Organda,angkutan lebaran,sumbar

Organda Sumbar tepis anggapan bus rekondisi jadi angkutan Lebaran

Ketua Organda Sumbar Sengaja Budi Syukur (ANTARA SUMBAR/Miko Elfisha)

Padang, (ANTARA) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sumatera Barat menepis selentingan adanya bus rekondisi yang dipaksakan jadi angkutan Lebaran untuk mengakali membludaknya penumpang di daerah itu.

"Kita terus monitor kelaikan bus, terutama untuk angkutan Lebaran. Tidak ada itu," kata Ketua Organda Sumbar, Sengaja Budi Syukur di Padang, Selasa.

Ia menyebut naiknya animo masyarakat menggunakan bus untuk mudik dan balik Lebaran memang membutuhkan kesiapan armada di daerah. Bukan berarti bus tidak laik dipaksakan untuk membawa penumpang.

"Pasca naiknya harga tiket pesawat akhir 2018, usaha angkutan darat kembali bergairah. Pengusaha pun mulai berani berinvestasi dengan membeli armada baru, bukan yang rekondisi " ujarnya.

PO NPM dan ANS yang khusus trayek Padang-Jakarta menurutnya hingga saat ini sudah menambah puluhan armada bus baru.

Ada lagi pemain baru yang semula bergerak di bidang angkutan barang, sekarang mengembangkan sayap di angkutan orang.

Namun, Budi tidak menampik ada bus yang dalam kondisi kurang prima dan masuk perbaikan di bengkel resmi. Keluar bengkel, sudah dijamin laik jalan kembali.

Wacana bus lama yang ganti karoseri agar terlihat bagus kembali, padahal mesinnya sudah jelek, Budi menyanggah karena menurutnya itu tidak logis.

"Ganti karoseri bus dengan model terbaru itu biayanya sekitar Rp750 juta, sangat tidak mungkin pengusaha menghamburkan uang segitu banyak hanya untuk ganti karoseri, tapi mesin jelek. Lebih baik investasi Rp1,5 M dapat armada baru yang ketahanannya bisa bertahun-tahun," ujarnya.

Apalagi, perusahaan oto (PO) tidak akan mau ambil risiko karena kalau ada armada rusak mesin di jalan akan menjadi preseden buruk hingga pelanggan bisa beralih ke PO lain.

Kepala Dinas Perhubungan Sumbar Heri Nofiardi menyebut seluruh armada lebaran di daerah itu baik AKAP, AKBP maupun taksi sudah diperiksa dan dinyatakan laik jalan.

Selain kondisi kendaraan, kondisi sopir juga diperiksa untuk memastikan tidak ada yang menggunakan narkoba saat membawa penumpang. "Kita berupaya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh penumpang di Sumbar," ujarnya. (*)