Operasi Ketupat 2019, Polda Sumbar siagakan 4.000 personel

id Operasi Ketupat,Polda Sumbar,Idul Fitri

Operasi Ketupat 2019, Polda Sumbar siagakan 4.000 personel

Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal memeriksa personel gabungan yang bertugas selama Operasi Ketupat 2019 sejak 29 Mei hingga 10 Juni 2019. (ANTARA SUMBAR/ Mario Sofia Nasution)

Padang, (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat menyiagakan 4.000 personel dalam Operasi Ketupat Singgalang 2019 yang dimulai sejak 29 Mei hingga 10 Juni 2019.

Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal selepas Apel pengamanan Operasi Ketupat 2019 di Padang, Selasa mengatakan pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait membuat 67 pos pengamanan, 34 pos pelayanan dan empat pos terpadu untuk melancarkan operasi ini.

Ia mengatakan prioritas pada tahun ini sama seperti tahun sebelumnya yakni kelancaran arus mudik dan arus balik selama libur Idul Fitri nantinya.

Ia menyebutkan persoalan utama adalah kemacetan yang terjadi di beberapa ruas jalan seperti Padang menuju Bukittinggi, Bukittinggi menuju Pekanbaru dan Padang ke Pesisir Selatan.

Dirinya berharap dengan adanya ribuan personel yang dikerahkan serta pos yang ada dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pemudik.

Sementara untuk tingkat kriminalitas yang menjadi perhatian adalah rumah kosong yang ditinggal oleh masyarakat mudik ke kampung halaman.

Dirinya mengimbau agar masyarakat yang mudik menitipkan rumah mereka kepada tetangga yang tidak pulang kampung dan tetap melaksanakan kegiatan ronda di lingkungan mereka.

Kemudian untuk ancaman terorisme sendiri tetap ada karena ini merupakan arahan khusus dari Mabes Polri meskipun secara kondisi dan situasi Sumbar aman tetap tidak menutup kemungkinan segala hal dapat terjadi.

"Kita tetap waspada terhadap ancaman tersebut dan tidak boleh lengah," katanya.

Sementara Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan pihaknya akan mendorong kegiatan ini berlangsung dengan baik dan bergabung dalam setiap pos yang dibuat Polda Sumbar.

Ia mengatakan jumlah kendaraan tentunya meningkat karena mahalnya tiket pesawat sehingga banyak pemudik yang menggunakan bus.

"Tiket pesawat mahal ini membuat penggunaan bus meningkat dan ini harus kita ambil positif," kata dia. (*)