Empat kali surati Kemenhub tak ada hasil, Gubernur minta ambil sisi positif tiket mahal

id irwan prayitno,tiket mahal,gubernur sumbar,pesawat,lebaran

Empat kali surati Kemenhub tak ada hasil, Gubernur minta ambil sisi positif tiket mahal

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno (ANTARA SUMBAR/Miko Elfisha)

Padang, (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meminta masyarakat dan perantau untuk bisa mengambil sisi positif dari mahalnya harga tiket pesawat untuk mudik Lebaran 2019, karena sulit mengharapkan adanya penurunan harga signifikan saat kebutuhan sangat tinggi.

"Kami sudah empat kali menyurati Kementerian Perhubungan terkait tiket mahal ini, tetapi belum ada hasil. Sekarang kita coba ambil sisi positifnya saja, perekonomian angkutan darat kembali bergairah," katanya di Padang, Selasa.

Ia mengatakan itu terkait arus mudik perantau Minang yang diperkirakan akan lebih banyak lewat jalur darat menggunakan bus atau mobil pribadi ketimbang lewat jalur udara pada Lebaran 2019, karena tiket pesawat yang mahal.

Ia menyebut pemanfaatan jalur darat untuk mudik akan menghidupkan kembali banyak usaha yang dulu sempat lesu, bahkan mati. Perusahaan angkutan kembali bergairah berikut usaha-usaha ikutannya, seperti pedagang makanan, mainan, serta pedagang kuliner.

"Rumah makan sepanjang jalan lintas Sumatera hidup kembali. Orang-orang yang menjual jasa di sekitarnya juga akan mendapatkan usahanya kembali," katanya.

Mahalnya harga tiket sejak akhir 2018 telah menjadi persoalan pelik bagi Sumbar, terutama di bidang pariwisata yang menjadi "jualan " utama daerah. Berbagai upaya telah dilakukan diantaranya menyurati Kementerian Perhubungan sampai empat kali.

Isu itu bahkan dibawa dalam pertemuan Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Padang yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla. Meski demikian persoalan tiket pesawat yang mahal tetap belum terselesaikan hingga saat ini.

Menjelang Lebaran, masyarakat Minang di perantauan menjadi salah satu yang paling merasakan dampak tingginya harga tiket pesawat. Sebagian terpaksa tidak bisa pulang, sebagian lagi memilih jalur darat untuk pulang kampung.

Diprediksi jumlah perantau Minang yang pulang lewat jalur darat pada tahun ini meningkat cukup signifikan dari tahun sebelumnya. (*)