HIPMI Sumbar dorong pemerintah daerah motivasi milenialjadi pengusaha

id Dede Pasarela,HIPMI,pengusaha,solok selatan,sumbar

HIPMI Sumbar dorong pemerintah daerah motivasi milenialjadi pengusaha

Ketua bidang SDA Energy dan Lingkungan Hidup Hipmi Sumbar Dede Pasarela. (Antara Sumbar/Erik IA)

Padang Aro, (ANTARA) - Himpunan Penguasaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumatera Barat mendorong pemerintah daerah untuk memotivasi dan membina kaum milenial menjadi pengusaha.

"Untuk memotivasi milenial jadi pengusaha pemerintah harus lebih meningkatkan pelatihan dan memanfaatkan balai latihan kerja dengan maksimal supaya pola pikir generasi muda bisa berubah dari ingin menjadi karyawan atau ASN menjadi seorang pengusaha," kata Ketua Bidang SDA Energy dan Lingkungan Hidup HIPMI Sumbar Dede Pasarela di Padang Aro, Jumat.

Dia mengatakan di negara maju itu pasti banyak pengusahanya, sedangkan sekarang di Indonesia masih banyak generasi muda ingin jadi PNS padahal peluangnya kecil.

Untuk itu katanya, menjadi tugas bersama bagaimana cara memotivasi milenial ini agar mau jadi pengusaha pemula.

Ia mengimbau generasi muda untuk berani membuka usaha sendiri walaupun awalnya dalam skala kecil.

Jadi pengusaha itu intinya menggaji diri sendiri, harus berani dulu membuka usahanya dan jangan takut sebelum mencoba.

Bagi yang kurang modal katanya, bisa memanfaatkan pinjaman yang disubsidi oleh pemerintah seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Untuk mengajukan pinjaman ke Bank kata dia, juga harus hati-hati sebab akan menimbulkan permasalahan baru apabila tidak sanggup membayar oleh sebab itu harus ada dulu usahanya.

"Yang penting buka dulu usahanya dan kalau ingin mengembangkan tetapi kurang modal baru ajukan pinjaman ke bank," katanya.

Selain itu katanya, dalam membuka usaha baru jangan asal-asalan, tetapi harus dengan perhitungan matang sehingga bisa berkembang.

Pertumbuhan usaha baru di Indonesia hanya 1,6 persen dari jumlah penduduk hal ini karena fokus milenial masih jadi karyawan swasta ataupun ASN.

Menurut dia, Sekarang tamatan sarjana rela menjadi honorer dengan gaji Rp600 ribu per bulannya karena takut memulai jadi pengusaha.

"Pola pikir masyarakat terutama generasi muda yang kebanyakan bercita-cita untuk menjadi seorang karyawan di perusahaan atau ASN harus diubah agar mau menjadi seorang pengusaha," katanya.

Dia menambahkan, kalau pengusaha baru terus tumbuh maka perputaran uang akan banyak sehingga perekonomian menjadi lebih baik. (*)