Pedagang eceran di Padang keluhkan mekanisme operasi pasar komoditas bawang putih

id operasi pasar, bawang putih

Pedagang eceran di Padang keluhkan mekanisme operasi pasar komoditas bawang putih

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno saat meninjau operasi pasar bawang putih di Pasar Raya Padang , Jumat (10/5) (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Padang, (ANTARA) - Sejumlah pedagang eceran di Padang mengeluhkan mekanisme operasi pasar bawang putih yang digelar Kementerian Pertanian di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat, karena dilakukan pembatasan pembelian minimal satu karung yang berisi 20 kilogram.

"Kalau pedagang kecil seperti saya tidak sanggup beli satu karung. Kalau bisa dibolehkan membeli 10 kilogram saja," kata salah seorang pedagang Ermayeni di Padang, Jumat.

Ermayeni menyampaikan keluhan tersebut saat sedang berlangsung operasi pasar bawang putih yang digelar Kementerian Pertanian, yang dihadiri Gubenur Sumbar Irwan Prayitno dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi.

Menyikapi keluhan tersebut, Gubenur Sumbar Irwan Prayitno langsung memanggil agen bawang putih yang ada di Pasar Raya Padang dan meminta kesediaan untuk menjual bawang putih sesuai harga operasi pasar kepada pedagang kecil.

Akhirnya salah seorang agen bawang putih di Pasar Raya Padang Nasrul berjanji akan menjual bawang putih kepada pedagang eceran pada harga yang tidak jauh beda dengan operasi pasar.

Gubernur menyebutkan dalam operasi pasar yang digelar telah didatangkan bawang putih sebanyak 30 ton untuk kota Padang. Bawang putih tersebut dijual kepada agen dan distributor Rp25.700 per kilogram dan sampai di konsumen maksimal Rp35 ribu per kilogram, kata dia.

Irwan meminta kepada agen dan distributor di Pasar Raya Padang tidak menjual di atas Rp35 ribu per kilogram kepada konsumen.

Gubernur juga menyampaikan sebenarnya Sumbar merupakan salah satu daerah penghasil bawang putih dengan produksi mencapai 6.000 ton per tahun dengan kebutuhan hanya 5.500 ton per tahun.

Dengan demikian, lanjutnya, maka seharusnya Sumbar tidak kekurangan komoditas bawang putih.

Namun, ujar dia, karena banyak bawang putih yang dijual keluar provinsi tersebut sehingga pada kondisi tertentu stoknya menjadi kurang.

Ia juga mengatakan bahwa selama ini kebiasaan orang Minang dalam memasak dengan menggunakan bawang putih yang besar, sementara bawang putih yang ditanam di daerah ini berukuran kecil.