Ekspor Sumbar capai 118,97 juta dolar AS pada Maret

id ekspor sumbar

Ekspor Sumbar capai 118,97 juta dolar AS pada Maret

Kepala Badan Karantina Pertanian pusat, Ali Jamil (ketiga kiri) bersama pimpinan daerah lainnya bersiap memecahkan kendi, saat pelepasan komoditas ekspor di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, Rabu (6/3/2019) ((Antara Sumbar/Igoy El fitra))

Padang, (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat ekspor provinsi itu pada Maret 2019 mencapai 118,97 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau naik 28,36 persen dibandingkan Februari 2019 yang hanya 92,69 juta dolar AS.

"Golongan barang paling banyak diekspor pada Maret 2019 adalah lemak hewan/nabati sebesar 93,49 dolar AS," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Minggu.

Menurut dia negara tujuan ekspor nonmigas terbesar pada Maret 2019 adalah Bangladesh sebesar 21,72 juta dolar AS, Spanyol 19,24 juta dolar AS dan India 15,43 juta dolar AS.

"Komoditas utama yang diekspor ke Bangladesh yaitu minyak sawit dan klinker semen, sedangkan ke Spanyol berupa minyak sawit," ujar dia.

Ia menyampaikan sepanjang Januari hingga Maret 2019 ekspor ke India memberikan peranan sebesar 22,06 persen dan Amerika Serikat 20,01 persen.

Sejalan dengan itu ekspor produk industri pengolahan pada Maret 2019 juga mengalami peningkatan sebesar 28,94 persen dibanding Februari 2019.

Sementara kelapa parut atau desiccated coconut menjadi salah satu produk olahan yang saat ini juga dilirik banyak negara.

Pada Jumat (2/5) petugas Karantina Pertanian Padang melakukan pemeriksaan kelapa parut sebanyak 25 ton yang akan diekspor ke Kuba.

"Petugas harus memastikan komoditas ini bebas dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang menjadi syarat dari negara tujuan. Tentu saja sebelum diterbitkan sertifikat kesehatan tumbuhan yang akan menyertai komoditas tersebut saat dikirim," ujar Apsah salah satu petugas karantina yang memeriksa komoditas tersebut.

Sedangkan nilai impor Sumatera Barat pada Maret 2019 mencapai 42,62 juta dolar AS atau naik 40,39 persen dibandingkan Februari 2019 yang mencapai 30,36 juta dolar AS.

Golongan barang impor terbesar Maret 2019 adalah bahan bakar mineral sebesar 38,23 juta dolar AS, garam, belerang kapur 1,38 juta dolar AS, dan golongan mesin peralatan mekanik 1,36 juta dolar AS.

Sebelumnya Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Barat Ramal Saleh menyampaikan potensi ekspor provinsi itu belum tergarap secara maksimal karena masih terfokus pada komoditas tertentu.

"Saat ini, ekspor kita masih terfokus pada minyak sawit mentah dan karet, seharusnya komoditas lain masih dapat dikembangkan," katanya.

Menurutnya, jumlah ekspor CPO dari Sumbar mencapai 70 persen, sedangkan komoditas karet sebesar 30 persen dari total ekspor.

"Hal ini perlu jadi perhatian karena masih banyak komoditas yang masih dapat dioptimalkan seperti kakao, pinang, dan vanila," katanya.

Ia mengatakan apabila komoditas lain seperti kakao dan pinang dikembangkan sehingga setara dengan jumlah ekspor CPO dan karet akan berdampak luas terhadap perekonomian.