Kemenperin libatkan 656 IKM dalam mengembangkan fesyen muslim

id fesyen muslim, ikm, kemenperin

Kemenperin libatkan 656 IKM dalam mengembangkan fesyen muslim

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada pembukaan Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (1/5/2019). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pd

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian melibatkan 656 Industri Kecil Menengah (IKM) dan 60 desainer dalam pengembangan industri fesyen muslim sepanjang 2018-2019, kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih.

"Program pembinaan yang kami lakukan ini terintegrasi dari hulu sampai hilir,” kata Gati lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Contoh programnya, yakni link and match industri fesyen muslim dengan industri tekstil, bimbingan teknis dan sertifikasi SKKNI, pembangunan kapasitas IKM fesyen muslim, serta penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru IKM Busana Muslim.

Selanjutnya, program Moslem Fashion Project (MOFP), berupa kompetisi dan inkubasi bagi startup fesyen muslim, penyusunan peta jalan Pengembangan Industri Fesyen Muslim, serta link and match industri fesyen muslim dan desainer.

“Pada 1 Desember 2018 lalu, kami telah melaksanakan launching International Muslim Fashion Festival di Paris,” kata Gati.

Menurut dia, industri fesyen muslim di Indonesia perlu didorong untuk menerapkan teknologi industri 4.0. Implementasi ini dapat dilakukan pada proses produksi, seperti menggunakan sistem berbasis digital manufacturing.

“Contohnya, penerapan sistem embos dengan teknologi laser berdasarkan perintah dari sistem komputer serta penerapan teknologi artificial intelligencedalam proses pembuatan pola, perencanaan produksi dan pengendalian material,” katanya.

Selain itu, ada teknologi internet of things yang telah dijalankan dalam proses produksi dengan dipasangnya sensor Radio Frequency Identification (RFID) untuk memonitor semua proses produksi.

Teknologi lain yang canggih, yakni diterapkannya teknologi augmented reality dan advanced robotics untuk aplikasi proses pemotongan bahan secara otomatis.

“Dengan menerapkan industri 4.0, kami yakin dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas secara lebih efisien, tetapi tanpa mengurangi jumlah tenaga kerja,” kata Gati.

Keunggulan produk fesyen muslim Tanah Air, selain diakui di Kuwait dan Uni Emirat Arab, juga diminati pasar Amerika Serikat, Inggris dan Jepang.

Dalam upaya memacu pengembangan industri fesyen muslim di Tanah Air, Ditjen IKM Kemenperin memfasilitasi booth kepada 30 IKM fesyen muslim dari berbagai daerah pada pameran Muslim Fashion Festival Indonesia (Muffest) tahun 2019.

“Kini, Muffest telah menjadi perhatian dan mitra pemerintah dalam mencapai cita-cita bersama tersebut,” katanya.