Inilah sejumlah peristiwa penting dalam kehidupan Kaisar Jepang Akihito

id Kaisar Akihito,Turun Tahta

Inilah sejumlah peristiwa penting dalam kehidupan Kaisar Jepang Akihito

Kaisar Jepang Akihito, diapit oleh petugas Imperial Household Agency yang membawa dua benda yang disebut sebagai "Three Scared Treasures of Japan", meninggalkan tempat suci saat ia mengunjungi ruang dalam Kuil Ise Jingu, menjelang abdikasinya pada tanggal 30 April 2019, di Ise, Jepang, Kamis (18/4/2019). (REUTERS/ISSEI KATO)

Tokyo, (ANTARA) - Kaisar Akihito, yang berusia 85 tahun, mundur dari kekuasaan pada 30 April, menjadikannya sebagai raja Jepang pertama yang menyerahkan tahtanya dalam hampir 200 tahun. Putranya, Putra Mahkota Naruhito, akan mewarisi tahta sang ayah keesokan harinya.

Berikut peristiwa penting sepanjang hidup Akihito.

Pada 15 Agustus 1945 - Akihito, yang pada saat itu berusia 11 tahun dievakuasi dari Tokyo ke daerah pegunungan, mendengar sang ayah, Kaisar Hirohito, mengumumkan bahwa Jepang menyerah mengakhiri Perang Dunia II. Pada November ia kembali ke Tokyo, yang hancur akibat bom AS.

10 November 1952 - Akihito secara resmi dinobatkan sebagai putra mahkota dalam upacara di Istana Kekaisaran di Tokyo.

Juni 1953 - Sebagai putra mahkota, Akihito menghadiri pemahkotaan Ratu Inggris Elizabeth.

Agustus 1957 - Putra Mahkota Akihito bertemu Michiko Shoda, putri seorang industrialis, di sebuah turnamen tenis di resor Karuizawa.

10 April 1959 - Akihito menikahi Michiko Shoda, rakyat jelata pertama yang menikah dengan pewaris tahta Jepang.

17 Juli 1975 - Akihito bersama istri, Michiko mengunjungi Okinawa, medan pertempuran sengit dalam beberapa bulan terakhir Perang Dunia II. Sebuah bom dilemparkan ke arah mereka, saat keduanya meletakkan bunga di sebuah peringatan, namun pasangan kerajaan tersebut tidak mengalami luka.

7 Januari 1989 - Wafatnya ayah Akihito, Kaisar Hirohito (yang dikenal secara anumerta sebagai Kaisar Showa), namanya digunakan oleh pasukan Jepang untuk bertempur saat Perang Dunia II. Akihito menjadi Kaisar.

12 November 1990 - Akihito naik ke Tahta Seruni dalam acara penobatan pertama yang disiarkan melalui televisi.

24 Mei 1990 - Akihito menyatakan "penyesalan mendalam" atas penderitaan rakyat Korea yang disebabkan oleh penjajahan Jepang di semenanjung Korea dan perang selama periode 1910-1945.

23 Oktober 1992 - Akihito merupakan raja modern pertama Jepang yang berkunjung ke China. Kelompok sayap kanan menentang kunjungan tersebut, sementara pegiat China menuntut permohonan maaf. Kaisar menyatakan "kesedihan mendalam" atas tindakan negaranya terhadap rakyat China.

23 April 1993 - Akihito kembali mengunjungi Okinawa, menjadi raja Jepang pertama yang melakukan perjalanan ke pulau selatan.

31 Januari 1995 - Akihito dan Michiko mengunjungi Kota Kobe pasca-gempa besar. Terobosan dalam tradisi konservatif. Mereka berlutut untuk berbincang dengan para penyintas.

26 Mei 1998 - Akihito bertolak ke Inggris, berbicara di sebuah perjamuan yang disambut oleh Ratu Elizabeth meski mendapat protes dari mantan tahanan perang Inggris.

27 Januari 2005 - Akihito dan Michiko mengunjungi situs pertempuran di wilayah Saipan AS untuk mendoakan perdamaian.

16 Maret 2011 - Akihito menyampaikan pidato yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mendesak masyarakat untuk saling membantu setelah bencana gempa, tsunami dan krisis nuklir pada 11 Maret.

15 Agustus 2015 - Pada peringatan 70 tahun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Akihito menyatakan "penyesalan mendalam" atas perang tersebut. Kaum liberal dan konservatif moderat melihatnya sebagai teguran halus untuk Perdana Menteri Shinzo Abe, yang berkurang peka untuk meminta maaf.

8 Agustus 2016 - Dalam pidato, Akihito mengatakan bahwa ia khawatir usia akan mempersulit dirinya dalam menjalankan tugas secara penuh. Pernyataan yang dianggap sebagai sinyal bahwa dirinya ingin menyerahkan tahta.

24 Februari 2019 - Akihito memperingati 30 tahun berkuasa dengan menyeru Jepang agar membuka dan menjalin hubungan yang tulus dengan dunia. (*)