Ini harapan Bupati Agam terkait penanggulangan bencana alam

id Indra Catri,agam,Hari Kesiapsiagaan Bencana,sumbar

Ini harapan Bupati Agam terkait penanggulangan bencana alam

Bupati Agam Indra Catri memeriksa peserta apel siaga penanggulangan bencana dalam rangka peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tingkat Agam, di lapangan SMKN 1 Tanjungmutiara, Jumat (26/4). (Dok Humas)

Lubukbasung, (ANTARA) - Bupati Agam, Sumatera Barat Indra Catri mengharapkan semua pihak ikut bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana alam dengan meningkatkan sikap responsif terhadap bencana guna mengurangi korban jiwa.

“Tingkatkan kapasitas kelembagaan, pribadi serta tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana,” katanya saat menjadi pembina apel siaga penanggulangan bencana dalam rangka peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) di lapangan SMKN 1 Tanjungmutiara, Jumat.

Berdasarkan penelitian para ahli kebencanaan terbukti bahwa dari 95 persen korban dapat selamat, sekitar 34,9 persen mampu menyelamatkan diri sendiri.

Sementata diselamatkan keluarga 31,9 persen, diselamatkan tetangga 28 persen.

"Untuk itu mari tingkatkan kepedulian terhadap kelestarian alam sekitar dan lingkungan, karena bencana itu akibat kita tidak menjaga alam, jika kita menjaganya maka alam akan menjaga kita,” kata dia.

Kabupaten Agam salah satu daerah bencana di Sumbar, miliki potensi bencana yang cukup kompleks.

Pada 2018 terjadi 181 kali bencana yang menyebabkan jatuhnya tiga korban jiwa.

"Akibat sering terjadi bencana menyebabkan sebagian akademisi menjadikan Agam sebagai laboratorium bencana. Tempat mempelajari, mengkaji dan meneliti kejadian bencana serta usaha yang dilakukan untuk mengatasinya," tambahnya.

Dalam RPJMD Agam pada 2016-2021 menyatakan urusan penanganan kebencanaan termasuk misi keenam prioritas pertama yaitu pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan, tata ruang, mitigasi bencana dan menjadikan Agam sebagai destinasi pariwisata unggulan.

"Kebencanaan juga merupakan urusan wajib yang harus dijalankan pemerintah daerah melalui penetapan standar pelayanan kebencanaan pada masyarakat,” ujarnya.

Pada Hari Kesiapsiagaan Bencana 2019, tema yang diangkat yaitu perempuan menjadi guru siaga bencana, rumah menjadi sekolah.

Tema itu diangkat karena perempuan dan anak miliki risiko meninggal 14 kali lipat lebih besar dari pria dewasa.

“Apabila perempuan memiliki pengetahuan di bidang bencana, maka literasi kebencanaan semakin baik dan bisa menekan jumlah korban jika terjadi fenomena alam,” katanya. (*)