Saham-saham di Wall Street melemah di tengah lebih banyak laporan laba emiten

id laba emiten,indeks dow jones,indeks s&p 500,indeks komposit nasdaq,bursa saham,bursa wall street

Saham-saham di Wall Street melemah di tengah lebih banyak laporan laba emiten

Pialang memantau pergerakan harga saham di New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat, Selasa (23/4/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Brendan McDermid/wsj.

New York, (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), ketika para pelaku pasar meneliti lebih banyak laporan laba perusahaan-perusahaan emiten dengan hasil beragam, termasuk Boeing dan Caterpillar, yang keduanya dianggap sebagai barometer industri untuk pasar saham Amerika Serikat (AS).

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 59,34 poin atau 0,22 persen, menjadi ditutup di 26.597,05 poin. Indeks S&P 500 melemah 6,43 poin atau 0,22 persen, menjadi berakhir di 2.927,25 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 18,81 poin, atau 0,23 persen, menjadi ditutup di 8.102,01 poin.

Saham Boeing naik 0,39 persen, setelah laba kuartalannya menunjukkan sesuai dengan estimasi pasar, sementara pendapatannya sedikit di bawah perkiraan.

Saham produsen alat-alat industri AS Caterpillar jatuh 3,03 persen, meskipun laba kuartal pertamanya lebih baik dari perkiraan.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah di sekitar penutupan pasar, dengan sektor energi turun sekitar 1,85 persen, memimpin para kerugian. Saham-saham energi adalah hambatan terbesar pada S&P 500 karena harga minyak jatuh.

Para investor sedang mencerna sejumlah laporan laba kuartal pertama dari raksasa teknologi lainnya yang dirilis setelah penutupan pasar, termasuk Facebook, Microsoft dan Tesla.

Dengan lebih banyak laporan laba perusahaan yang diungkapkan, investor masih tetap berhati-hati dan agak negatif pada kinerja keseluruhan perusahaan-perusahaan S&P 500 pada kuartal pertama.

Keuntungan perusahaan-perusahaan S&P 500 diperkirakan turun 1,1 persen untuk kuartal pertama, meskipun lebih baik dari penurunan 2,3 persen yang diperkirakan sebelumnya, menurut penyedia data keuangan global Refinitiv. (*)