Kemenperin pacu pengerjaan berbagai proyek infrastruktur penunjang industri 4.0

id Program TKDN,Industri 4.0

Kemenperin pacu pengerjaan berbagai proyek infrastruktur penunjang industri 4.0

Direktur Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian Janu Suryanto. (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Jakarta, (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) terhadap pengerjaan berbagai proyek penunjang Industri 4.0.

Misalnya, pada proyek Palapa Ring, Kemenperin telah memacu program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) yang tujuannya juga untuk mengurangi impor.

“Dalam pengerjaan proyek Palapa Ring di paket timur, Kemenperin mendorong penggunaan produk lokal sesuai dengan ketentuan TKDN yang mengharuskan minimal ada 30 persen konten dalam negeri,” kata Direktur Elektronika dan Telematika Kemenperin Janu Suryanto lewat keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.

Janu mengungkapkan, proyek Palapa Ring membutuhkan 35.280 kilometer kabel bawah laut dan 21.807 kilometer kabel darat. Karenanya, peningkatan produksi atau ekspansi sektor industri elektronika dan telematika menjadi sangat penting untuk menjawab tantangan kebutuhan konten lokal dalam infrastruktur Industri 4.0.

“Dengan peluang dan tantangan yang ada pada sektor itu, industri elektronika 4.0 membutuhkan investasi manufaktur kelas dunia yang memiliki kemampuan manufaktur terdepan selain assembly, didukung tenaga kerja terampil dan inovatif, serta industri unggulan domestik yang berbakat,” katanya.

Secara keseluruhan, kebutuhan industri kabel komunikasi di dalam negeri mencapai 9 juta kilometer. Industri dalam negeri sendiri sudah bisa memproduksi sebanyak 5,4 juta kilometer kabel serat optik.

Pada 2019, diproyeksikan ada tambahan pabrik kabel serat optik baru yang mulai beroperasi.

"Akan ada investasi baru mencapai Rp1 triliun untuk pembangunan pabrik kabel serat optik di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah," kata Janu.

Dia menambahkan, saat ini Kementerian Perindustrian sudah memetakan beberapa pengguna potensial kabel serat optik dalam negeri, antara lain, PT Telkom Indonesia Operational & Maintenance, Regional Metro Junction (RMJ) Project, Back Bone & RING Project, TiTo Project (Trade In Trade Out), FTTH Project, Cable TV Project, Cellular Mobile Project, PALAPA RING ProjectIndonesia National Broadband Project.

“Di Pasar, supply kabel FO lokal cuma 60 persen, sisanya 40 persen masih impor,” katanya. (*)