Harga minyak turun tertekan kekhawatiran atas permintaan energi

id Brent, WTI,harga minyak,minyak mentah,permintaan energi

Harga minyak turun tertekan kekhawatiran atas permintaan energi

Illustrasi: Anjungan minyak lepas pantai di Huntington Beach, California, Amerika Serikat (REUTERS/Lucy Nicholson) (Reuters)

New York (ANTARA) - Harga minyak global turun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pelaku pasar semakin khawatir bahwa perlambatan ekonomi global yang membayangi akan menekan konsumsi bahan bakar.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (9/4/2019) menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan global pada tahun 2019 menjadi 3,3 persen dalam laporan World Economic Outlook (Prospek Ekonomi Dunia) yang baru dirilis, turun 0,2 poin persentase dari estimasi pada Januari.

IMF mengatakan ekonomi dunia menghadapi risiko-risiko penurunan yang disebabkan oleh ketidakpastian potensial dalam ketegangan perdagangan global yang sedang berlangsung, serta faktor-faktor spesifik negara dan sektor lainnya.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi global yang menurun menyeret pasar ekuitas lebih rendah dan juga menambah kekhawatiran bahwa perlambatan tahun ini akan berdampak pada permintaan energi dan mencegah harga minyak mentah naik lebih tinggi, para ahli mencatat.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun 0,42 dolar AS menjadi menetap pada 63,98 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni turun 0,49 dolar AS menjadi ditutup pada 70,61 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Sehari sebelumnya, harga minyak melonjak hingga dua persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencapai tingkat tertinggi dalam lima bulan di tengah ekspektasi bahwa pasokan global akan semakin ketat.

Ketatnya pasokan global tersebut antara lain akibat pertempuran di Libya, pemangkasan produksi yang dipimpin OPEC, dan sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.