Harga tiket pesawat mahal, penumpang di BIM turun 13,85 Persen

id penumpang pesawat udara, bandara internasional Minangkabau, kenaikan tiket pesawat

Harga tiket pesawat mahal, penumpang di BIM turun 13,85 Persen

Suasana konter check in di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman sepi pada 10 Februari 2019 . (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Padang, (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat mencatat jumlah penumpang pesawat domestik di Bandara Internasional Minangkabau mengalami penurunan 13,85 persen pada Februari 2019 disebabkan kenaikan harga tiket,

"Pada Februari jumlah penerbangan domestik yang berangkat sebanyak 765 kali dan angka ini merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir," kata Kabid Statistik Distribusi BPS Sumbar Teguh Sugiyarto, di Padang, Selasa.

Sedangkan jumlah penerbangan internasional yang berangkat dari Bandara Minangkabau pada Februari 2019 juga turun 15,45 persen atau hanya 94 penerbangan, dibandingkan bulan sebelumnya mencapai 112 penerbangan

Sejalan dengan itu, jumlah penerbangan domestik yang tiba di Bandara Minangkabau juga turun 13,48 persen, dengan total penerbangan yang datang sebanyak 764 penerbangan dibanding Januari 2019 yang mencapai 883 penerbangan.

Teguh menyebutkan pada Februari 2019, jumlah penumpang udara domestik yang berangkat dari Bandara Minangkabau sebanyak 96 ribu atau turun 19,93 persen dibanding bulan sebelumnya.

Tetapi di tengah kenaikan harga tiket penerbangan, penumpang yang berangkat ke luar negeri mencapai 14,56 ribu orang atau naik 0,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Ini salah satunya adalah jemaah umrah yang berangkat langsung dari Bandara Minangkabau," ujarnya pula.

Sedangkan jumlah penumpag domestik yang datang pada Februari 2019 hanya 94 ribu orang atau turun 17,30 persen dibanding bulan sebelumnya.

Sebelumnya, sejumlah pemilik usaha makanan dan minuman di Bandara Internasional Minangkabau, di Padang Pariaman juga merasakan imbas kenaikan harga tiket pesawat ditandai dengan sepi jumlah pembeli.

Salah seorang pengelola rumah makan Padang di Bandara Minangkabau Risa mengaku sebelumnya ia bisa mengantongi omzet hingga Rp7 juta per hari, namun sejak Januari hanya Rp3 juta per hari saja sudah bersyukur.

Akibatnya, restoran Padang yang berada di area pintu keberangkatan penumpangan tersebut mulai mengurangi makanan yang disediakan mengantisipasi tidak terlalu banyak sisa.

Tidak hanya rumah makan Padang, Suci salah seorang karyawan gerai soto di Bandara Minangkabau juga mengaku pengunjungnya berkurang hingga 30 persen.

"Jika satu hari bisa mencapai 100 orang yang makan, sekarang 70 orang sudah banyak," katanya lagi.

Beranjak ke lantai tiga area keberangkatan salah satu lounge yang ada di sana juga mengalami imbasnya.

Menurut Ana pengelola lounge biasanya dalam sehari mereka bisa melayani 50 pax namun sekarang turun jadi 30 pax.

Kendati lounge tersebut kerap disinggahi kalangan berduit untuk bersantap sebelum berangkat, sejak tiket pesawat naik ikut terimbas.

Semua pengelola usaha tersebut berharap harga tiket kembali normal, sehingga penumpang jadi ramai lagi di bandara.(*)