Anggota Komisi VI DPR apungkan wacana Bulog stok gabah, bukan beras

id Bulog

Anggota Komisi VI DPR apungkan wacana Bulog stok gabah, bukan beras

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mendampingi dua anggota Komisi VI DPR RI, Hamdhani dan Slamet di Gudang Bulog, Padang. (ANTARA SUMBAR/Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Hamdhani mengapungkan wacana agar stok pangan di Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak lagi beras, tetapi berupa gabah kering karena waktu simpan bisa lebih lama.

"Kalau gabah bisa disimpan satu hingga dua tahun, lebih lama dari beras. Ini harus mulai dipikirkan," katanya saat meninjau Gudang Bulog di Padang, Selasa.

Selain itu serapan beras lokal oleh Bulog juga harus ditingkatkan agar bisa membantu kepastian harga bagi petani sehingga tidak dirugikan terutama saat panen raya.

Senada anggota Komisi VI yang ikut meninjau lokasi, Slamet menyebut Bulog harus punya program untuk memaksimalkan serapan beras lokal agar bisa melebihi target setiap tahun.

Ia pun mendukung jika harga pembelian pemerintah (HPP) bisa ditingkatkan dengan memasukkan hitungan margin bagi petani sehingga ke depan tidak ada lagi petani yang mengeluhkan harga.

Direktur Keuangan Bulog Triyana menyebut saat ini Bulog punya program on farm yang bertujuan untuk membantu petani mulai dari hulu hingga ke hilir.

Program itu memungkinkan petani tidak lagi dipusingkan oleh biaya produksi karena ditanggung Bulog dan stake holder lain. Nanti hasil produksi juga akan ditampung oleh Bulog sebagai serapan beras lokal.

Bulog juga bekerjasama dengan ahli pertanian yang mampu mendongkrak hasil produksi hingga 10 ton per hektare, jauh dari rata-rata panen saat ini yang berada pada angka 3-5 ton per hektare.

"Makin banyak produksi, makin banyak pula serapan Bulog dan makin sejahtera petani," katanya.

Kepala Bulog Divre Sumbar M. Anwar mengatakan program on farm di provinsi itu sudah dimulai di Pesisir Selatan bekerjasama dengan TNI.

Ke depan luas tanam akan ditambah dan sebaran daerah juga diperbanyak.

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan sekitar 65 persen masyarakat Sumbar menggantungkan hidup dari sektor pertanian.

Program positif Bulog dinilai akan sangat membantu petani di Sumbar dan meningkatkan kesejahteraan.(*)