Pernikahan unik, pasangan ini menikah dengan mahar sembilan produk reksadana

id mahar saham, reksadana, pasar modal

Pernikahan unik, pasangan ini menikah dengan mahar sembilan produk reksadana

Pasangan Teja Amanda Putra  menikahi  Chintania Rosaline  di Aula Universitas Negeri Padang pada 9 Maret 2019 dan mahar sembilan  produk reksadana dan satu set kalung berlian. (Antara Sumbar/istimewa)

Padang (ANTARA) - Sebuah pernikahan unik terjadi di Padang, Sumatera Barat pada Sabtu karena mahar yang diberikan suami kepada istri berupa sembilan produk reksadana dan satu set kalung.

"Saya memilih mahar reksadana karena semangat kami adalah berinvestasi untuk generasi kami berikutnya dan pasar modal Indonesia merupakan pasar yang memberikan keuntungan terbesar di dunia dalam 10 tahun terakhir," kata mempelai pria Teja Amanda Putra.

Teja Amanda Putra menikahi Chintania Rosaline di Aula Universitas Negeri Padang pada 9 Maret 2019 dan memilih mahar sembilan produk reksadana dan satu set kalung berlian.

Reksadana merupakan sarana atau wadah investasi bagi sekumpulan investor yang dikelola oleh manajer investasi.

Yang uniknya sembilan produk reksadana yang dibeli merupakan reksadana yang diterbitkan oleh sembilan aset manajemen yang berbeda.

Pasangan yang memang mendalami Pasar Modal sejak kuliah dan saat ini berkarir di Regulator Pasar Modal - Bursa Efek Indonesia dan TICMI, memang sudah merencanakan mahar ini dari jauh hari.

Keputusan menjadikan reksadana sebagai mahar, membuat pernikahan menjadi spesial dan unik dari biasanya karena umumnya mahar hanya berbentuk uang, emas dan seperangkat alat shalat.

Beberapa bulan terakhir, di Padang juga terdapat pasangan muda yang menikah dengan mahar saham Bank Mandiri (BMRI) dan ACE Hardware Indonesia (ACES).

Kemudian terdapat juga pasangan Karyawan PT Semen Padang yang menikah dengan mahar saham Semen Indonesia.

Pengawas Pasar Modal di Otoritas Jasa Keuangan Sumatera Barat Taufik menilai trend menikah dengan mahar saham menunjukkan literasi dan inklusi keuangan khususnya Pasar Modal di kalangan millenial semakin meningkat.

" Ini tidak terlepas dari kesadaran kaum milenial tentang pentingnya berinvestasi. Otoritas Jasa Keuangan mendukung trend positif untuk sadar berinvestasi," ujarnya.

Menurut dia kekuatan fondasi ekonomi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas nilai investasi ditanamkan.

"Indonesia memiliki bonus demografi kaum produktif milenial yang cukup besar. Bonus tersebut merupakan pedang bermata dua. Jika tidak dari sekarang mulai menanamkan kesadaran berinventasi, ke depan kita hanya menjadi penonton kemajuan dan hanya menjadi target pasar saja," kata dia.

Sementara Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Sumatera Barat Early Saputra menyampaikan pasar Modal Indonesia memberikan keuntungan cukup besar dalam 10 tahun terakhir.

Jika dibandingkan negara lain, Indonesia menduduki peringkat pertama dalam memberikan keuntungan. Namun di sisi lain, rendahnya minat warga negara Indonesia sendiri untuk berinvestasi membuat asing selama ini yang mendapatkan tingginya keuntungan tersebut, kata dia.

Ia menyampaikan bagi kawula muda dan pasangan yang ingin menikah, mungkin bisa meniru konsep "Investing for Wedding" dengan mahar saham dan reksadana.

Karena saat ini Pasar Modal tidak lagi hanya dikenal sebagai sarana jual beli saham, tapi dengan makna yang lebih dalam, yaitu dengan Pasar Modal, masyarakat bisa memiliki perusahaan - perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia serta berinvestasi untuk generasi berikutnya. (*)