Pelajar Padang Panjang mainkan parade perkusi barang bekas

id Hari Peduli Sampah Nasional ,Parade Barang Bekas Pelajar,Hari Peduli Sampah Nasional di Padang Panjang

Pelajar Padang Panjang mainkan parade perkusi barang bekas

Pelajar SMP dan SMA di Padang Panjang, memeriahkan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) lewat parade perkusi barang bekas. (Dok. Diskominfo Padang Panjang)

Padang Panjang, (Antaranews Sumbar) - Pelajar SMP dan SMA di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, memeriahkan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di daerah itu lewat parade perkusi barang bekas.

Pelajar memanfaatkan barang bekas seperti botol, ember, pipa, kaleng cat, galon dan lainnya menjadi alat musik pukul dan menunjukkan kebolehan memainkan lagu.

Wali Kota Padang Panjang, Fadly Amran di Padang Panjang, Rabu, mengatakan parade perkusi barang bekas adalah langkah pemerintah setempat menanamkan kepedulian pelajar terhadap lingkungan.

"Dengan kreativitas, barang tidak terpakai sebenarnya masih bisa bermanfaat. Langkah ini sekaligus mendidik anak agar berpikir kreatif," katanya.

Untuk memancing kepedulian pelajar terhadap lingkungan, menurutnya sekolah maupun perangkat daerah yang terkait perlu memberikan penghargaan terhadap aksi sederhana pelajar yang berhubungan dengan lingkungan.

Dalam kesempatan itu Fadly juga mengajak pelajar agar berani bertindak untuk lingkungan seperti menegur warga yang membuang sampah sembarangan.

"Sampaikan dengan ramah dan jangan takut. Namun sebelumnya pelajar sudah harus menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjaga lingkungan lewat tindakan sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan," katanya.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Padang Panjang, Wita Desi Susanti menambahkan peringatan HPSN di daerah itu mengangkat tema Kelola Sampah untuk Hidup Bersih dan Bernilai.

Melalui kegiatan yang melibatkan pelajar, pihaknya mendorong agar sekolah dapat meningkatkan peran dalam mendidik anak dengan pengetahuan pengelolaan dan pengolahan sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat.

Kegiatan yang diikuti 18 tim pelajar dari jenjang SMP dan SMA itu menjadi cara menyosialisasikan solusi mengurangi produksi sampah pada warga yang menyaksikan. (*)