Gaya Prabowo antiasing dinilai bisa jadi bumerang

id Prabowo Subianto,Debat Capres,Pilpres 2019

Gaya Prabowo antiasing dinilai bisa jadi bumerang

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto tiba untuk mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat kedua yang diikuti capres nomor urut 01 Joko Widodo dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto tersebut mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.)

Kupang, (Antaranews Sumbar) - Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Mikhael Bataona menilai Calon Presiden RI Prabowo Subianto yang antiasing dan antiimpor bisa menjadi bumerang bagi dirinya.

"Antiasing yang dipakai Prabowo dalam debat capres pada Minggu, (17/2) malam dengan mencap 'unicorn dan startup' sebagai kapitalis dan bisa membawa uang negara ke luar negeri, justru bisa menjadi bumerang," kata Mikhael Bataona, M.A. kepada Antara di Kupang, Selasa.

Mikhael Bataona mengemukakan hal itu berkaitan narasi-narasi besar Prabowo yang basisnya adalah pada filsafat politik yang dianutnya, yaitu tentang antiimpor dan antiasing.

Menurut dia, Prabowo yang bergaya pemimpin zaman revolusi dengan kebiasaan mengajukan narasi-narasi agung dan besar tentang pentingnya kemandirian bangsa dan antiasing, harus bisa diperbaiki oleh tim pakarnya.

Prabowo, kata pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unika itu, akan sulit menggaet simpati kaum milenial yang saat ini menjadi "floating mass" terbesar.

Kaum milenial, kata dia, bisa saja menolak Prabowo yang mencurigai "market place" berbasis digital yang sedang digandrungi banyak usahawan milenial sebagai sesuatu yang menjadi alat membocorkan uang negara.

Akan tetapi secara umum, kata dia, mereka yang selama ini "underestimate" dengan Jokowi menjadi sangat terkejut menyaksikan debat kedua karena Jokowi tampil lepas dan sangat detail tentang semua tema yang diperdebatkan. (*)