Terakhir 43 tahun lalu, Padang Pariaman kembali gelar pengangkatan labai

id Pengangkatan Labai,Labai Padang Pariaman,Labai Nagari

Terakhir 43 tahun lalu, Padang Pariaman kembali gelar pengangkatan labai

Khatib (kiri) sedang memasangkan pakaian Labai Nagari Batu Kalang, di Padang Sago, Sabtu (16/2). (ANTARA SUMBAR / Aadiaat M.S)

Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Warga Nagari Batu Kalang, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat menggelar pengangkatan Labai guna mempertahankan perangkat adat kebudayaan setempat di bidang agama.

"Labai merupakan bagian dari perangkat adat di bidang agama yang dibutuhkan masyarakat," kata pucuk adat suku Piliang di nagari setempat, Syambasri Datuak Marajo usai pengangkatan Nahri (70) sebagai Labai Nagari Batu Kalang, di Padang Sago, Sabtu (16/2).

Ia mengatakan Labai merupakan salah satu dari perangkat nagari lainnya dalam adat yang memiliki tugas mengatur kegiatan yang berhubungan dengan masjid dan kegiatan keagamaan.

Dengan fungsi tersebut maka kehadiran labai di nagari diperlukan masyarakat agar kegiatan dapat berjalan dengan baik.

Namun selama 43 tahun Labai di daerah itu tidak diangkat seperti kegiatan seperti saat ini karena hanya digantikan oleh orang yang bersifat pelaksana tugas.

Ia menyampaikan orang yang diangkat menjadi labai tersebut berasal dari kaumnya dan mengerti tentang agama.

Ia menyebutkan Labai terbagi menjadi dua yaitu labai nagari dan labai korong yang mana memiliki kewengangan yang berbeda.

Fungsi Labai nagari yaitu mengurus kegiatan di masjid nagari sedangkan labai korong bertugas untuk mengurus kegiatan kematian dan kegiatan keagamaan di masyarakat, katanya.

Selain Labai ada empat perangkat adat di bidang agama lainnya pada kebudayaan setempat yaitu hakim, imam, khatib, dan bilal yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing.

Ia menjelaskan hakim bertugas mengesahkan suatu keputusan, imam merupakan pimpinan ulama, khatib membaca khutbah, dan bilal azan dan mengurus mayat.

Pada pengangkatan Labai tersebut juga dijadikan momen untuk bersilaturahim dengan sanak famili karena perantau pulang kampung untuk menyaksikan kegiatan sudah lama tidak dilaksanakan itu.

Usai pengakatan Labai, warga setempat melanjutkan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (*)