Sekolah diminta awasi jajanan

id Jajanan dengan zat berbahaya,Sekolah awasi jajanan

Sekolah diminta awasi jajanan

Bupati Dharmasraya Sutan Riska di sela-sela kegiatan sosialisasi keamanan pangan kepada kepala sekolah dasar se-Dharmasraya, di Pulau Punjung, Kamis (ANTARA SUMBAR/Ilka Saputra)

Pulau Punjung, (Antaranews Sumbar) - Bupati Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar), Sutan Riska Tuanku Kerajaan meminta sekolah berperan dalam mengawasi jajanan yang dijual kepada pelajar di lingkungan masing-masing.

"Sekolah dalam hal ini, kepala sekolah dan guru harus menyampaikan bahaya mengkonsumsi jajanan yang menggunakan pemanis buatan kepada anak-anak," katanya di sela-sela kegiatan sosialisasi keamanan pangan kepada kepala sekolah dasar se-Dharmasraya, di Pulau Punjung, Kamis.

Berdasarkan uji labor Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat sekitar 87,5 persen dari sampel jajanan yang uji positif mengandung residu siklamat, artinya melampaui ambang batas kesehatan atau melebihi 350gr/kg, jelasnya.

Ia menambahkan dalam laporan tersebut bahwa residu siklamat berasal dari penggunaan pemanis buatan untuk makanan dan minuman yang dijual pedagang untuk meraup keuntungan lebih.

Residu siklamat itu, lanjut dia, bila dikonsumsi secara terus menerus dapat menimbulkan berbagai penyakit antara lain sakit kepala, diare, sakit perut, alergi, impotensi, kanker, dan penurunan daya ingat.

"Dari informasi ini pemerintah daerah kiranya perlu mengambil langkah antisipasi sehingga anak-anak tidak terkontaminasi zat berbahaya tersebut," ujarnya.

Ia berharap pihak sekolah segera mendaklanjuti kegiatan sosialisasi dengan berkoordinasi bersama wali murid untuk saling mengingatkan terkait keamanan jajanan anak sekolah.

Ia mengatakan kepala sekolah dan guru tidak hanya dituntut meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga membangun kesadaran anak-anak agar tidak mengkonsumsi jajanan yang dapat membahayakan kesehatan.

Sementara, Kepala BPOM Dharmasraya, Asrianto sosialisasi itu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam penggunaan obat dan makanan yang dikonsumsi dalam keseharian.

Menurutnya masyarakat menjadi elemen penting untuk pengawasan sebagai pengguna, sehingga harus berperan aktif dalam pengawasan obat dan makanan.

Adapun dalam sosialisasi tersebut pemerintah daerah menghadirkan narasumber dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Dharmasraya dan Dinas Kesehatan. (*)