Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyatakan penolakan pada Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual muncul setelah debat capres-cawapres Januari lalu.
Komisioner Komnas Perempuan Mariana Amiruddin, di Jakarta, Rabu, mengatakan pada Desember 2018 saat dilakukan gerak bersama untuk mendesak DPR RI membahas RUU itu, tidak banyak reaksi yang muncul.
Baru pada awal Januari 2019 terdapat reaksi dari DPR RI dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) untuk membahas dan mengesahkan RUU itu.
"Tiba-tiba karena sibuk pilpres, habis debat capres, tiba-tiba hanya dalam tiga hari itu penolakan tersebar cepat. Bahkan sebelum ada change.org (petisi) itu sudah tersebar cepat," ujar Mariana.
Dari kronologi tersebut, Komnas Perempuan melihat pola situasi politik mempengaruhi kecenderungan masyarakat untuk menyimpulkan substansi RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan lebih mudah untuk dihasut.
"Di saat pilpres tentu saja efektif untuk memainkan bola panas itu di masyarakat," kata dia lagi.
Ia menegaskan urgensi dari disahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual karena terdapat banyak hambatan yang dialami korban kekerasan seksual, terutama perempuan dan anak dalam mengakses pemulihan dan keadilan.
Tidak adanya perlindungan hukum menyebabkan para korban kekerasan seksual dan keluarganya mengalami penderitaan terus menerus.
Sementara hukum yang berlaku hanya menempatkan kasus kekerasan seksual sebagai kasus kesusilaan, bukan sebagai kasus kejahatan.
Sepanjang 2013-2017, Komnas Perempuan menerima laporan 28.019 kasus kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan dan anak-anak yang terjadi di ranah pribadi atau personal maupun komunitas atau publik.
Terdapat 15.068 kasus kekerasan seksual yang terjadi di dalam rumah tangga, dan terdapat 12.951 kasus kekerasan seksual terjadi di ranah komunitas. (*)
Berita Terkait
PSSI: persoalan transfer Bagus Kahfi karena kurang komunikasi
Minggu, 29 November 2020 6:22 Wib
PSSI: Bagus Kahfi gabung timnas U-19 jika pulih total
Minggu, 29 November 2020 6:15 Wib
Anda termasuk kelompok muda? Baca paparan pakar epideomolog terkait COVID-19
Senin, 8 Juni 2020 15:22 Wib
Timnas U-19 penuhi janji bertempur habis-habisan layaknya para pahlawan
Senin, 11 November 2019 5:57 Wib
Pentingnya suporter kala Timnas U-19 hadapi Korea Utara
Sabtu, 9 November 2019 6:27 Wib
Panggil ke timnas senior, Simon ingin Bagus Kahfi lebih berkembang
Jumat, 23 Agustus 2019 5:52 Wib
Penampilan si kembar Bagas-Bagus pemain timnas U-18 yang tertukar
Sabtu, 17 Agustus 2019 8:52 Wib
Komnas perempuan: penolakan RUU penghapusan kekerasan seksual muncul belakangan
Kamis, 7 Februari 2019 5:51 Wib