Kenaikan harga tiket pesawat jadi penyumbang inflasi di Padang

id tiket pesawat, bim, bps

Kenaikan harga tiket pesawat jadi penyumbang inflasi di Padang

Petugas bandara memandu pesawat udara setelah mendarati di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, Kamis (24/1/2019). (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Kenaikan harga tiket pesawat menjadi penyumbang inflasi di Padang pada Januari 2019 dengan andil 0,22 persen berdasarkan data yang dipaparkan Badan Pusat Statistik Sumatera Barat.

" Pada Januari 2019 Padang mengalami inflasi 0,24 persen dan kenaikan harga tiket pesawat kendati tidak pada masa padat penumpang menjadi penyumbang terbesar," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Jumat.

Menurut dia selain kenaikan harga tiket pesawat terutama rute Padang-Jakarta, bimbingan belajar juga berkontribusi terhadap inflasi di Padang.

Selain itu tongkol, udang basah, emas, batu bata, semen, pizza, besi beton dan ongkos bidan juga ikut andil menyumbang inflasi di Padang pada Januari 2019, kata dia.

Sebaliknya pada Januari 2019 sejumlah komoditas juga mengalami penurunan antara lain cabai merah, bensin, bawang merah, pisang, kelapa, teri, kangkung, bawang putih, minyak goreng, ayam hidup dan komoditas lainnya.

Sukardi menyampaikan pada Januari 2019 dari 23 kota di Sumatera sebanyak 18 kota mengalami inflasi dan lima kota deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,23 persen dan terendah di Pematang Siantar 0,01 persen.

Sementara Kota Padang menduduki peringkat ke-12 dari 18 kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan urutan 55 dari 73 kota secara nasional.

Sebelumnya sebanyak 467 penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Sumatera Barat dibatalkan akibat sepi penumpang pada 1 hingga 21 Januari 2019.

"Sejak diberlakukannya tarif resmi batas atas membuat pergerakan pesawat turun 20 persen dan pergerakan penumpang turun 25 sampai 35 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu," kata Executive General Manager PT Angkasa Pura II BIM Dwi Ananda Wicaksana.

Selain itu sejak maskapai Lion Air resmi memberlakukan kebijakan bagasi berbayar terpantau antrean pada konter check in menjadi lebih padat karena banyak penumpang yang belum tahu.

Dwi mengakui dengan diberlakukan tarif batas atas dan kebijakan bagasi berbayar pengelola bandara juga ikut merasakan dampaknya terutama dari sisi pendapatan baik aero maupun non aero.

Dampak ini juga ikut dirasakan oleh perusahaan moda transportasi darat di bandara yang jumlah penumpangnya juga turun, kata dia.

Ia berharap kondisi ini segera berlalu karena dampaknya masif dan efeknya terasa sampai ke masyarakat Sumatera Barat yaitu dunia pariwisata lesu dan perekenomian akan terdampak. (*)