PERPUSTAKAAN DI SUMBAR BARU SEBATAS PELENGKAP

id pustaka

PERPUSTAKAAN DI SUMBAR BARU SEBATAS PELENGKAP

Mobil pustaka. (Antara)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Kondisi perpustakaan pada 8000 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di Sumatera Barat masih jauh dari kata layak, seakan hanya menjadi pelengkap yang tidak penting.

"Hanya beberapa saja yang telah layak disebut perpustakaan, padahal literasi adalah salah satu faktor pendorong penguatan Sumber Daya Manusia (SDM)," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar, Wardarusmen di Padang, Minggu.

Menurutnya perpustakaan tidak boleh hanya menjadi pelengkap sekolah saja. Hanya ada plang nama di ruang sudut gedung, sarana-prasarana tidak representatif dan koleksi buku sangat jauh dari memadai.

Segala kekurangan itu harus menjadi perhatian pihak sekolah agar perpustakaan bisa benar-benar menjadi pendukung peningkatan wawasan siswa di sekolah.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar diklat untuk kepala perpustakaan agar lebih memahami pengelolaan operasional perpustakaan sesuai dengan standar layanan perpustakaan.

"Pelayanan perpustakaan itu ada standar operasi pelaksanaannya (SOP) yang sudah disepakati bersama dengan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dan Pustaka Nasional. Ini yang kita dorong dilakukan di sekolah-sekolah," kata Wardarusmen.

Selain itu perpustakaan mengadopsi perkembangan teknologi informasi salah satunya dengan membuat dan menyediakan layanan buku elektronik (e-book) yang bisa diakses dengan mudah, bahkan melalui gawai.

"Secara bertahap kita di perpustakaan daerah sudah lakukan. Dengan e-book itu nantinya pengunjung yang hendak mencari buku tidak harus mendatangi perpustakaan dulu. Bisa meninjau dulu apakah buku yang dicari tersedia di perpustakaan," katanya.

Persoalan literasi tidak hanya terjadi di Sumbar tetapi hampir pada seluruh provinsi di Indonesia.Menurut data statistik dari UNESCO pada 2016, dari total 61 negara yang disurvey, Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah masih di bawah Thailand, Malaysia dan Singapura. ***