55 relawan demokrasi di Dharmasraya diberi bimbingan teknis pemilu

id Relawan Demokrasi ,Dharmasraya,KPU

55 relawan demokrasi di Dharmasraya diberi bimbingan teknis pemilu

Relawan Demokrasi mengikuti Bimtek di salah satu hotel di Pulau Punjung, Rabu (23/1). (ANTARASUMBAR/Ilka Jensen)

Pulau Punjung, (Antaranews Sumbar) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) menggelar bimbingan teknis (Bimtek) bagi 55 relawan demokrasi untuk Pemilu 2019 dari 23 sampai 24 Januari.

Koordinator Devisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Dharmasraya, Doni Kartago, di Pulau Punjung, Rabu, mengatakan, bimtek dilaksanakan untuk pengembangan pengetahuan serta kemampuan peserta terkait kepemiluan sehingga tugas elawan dalam meningkatkan partisipasi dapat tercapai.

"Relawan Demokrasi selama mengikuti bimtek akan dibekali materi terkait kepemiluan, dimana narasumber dari anggota KPU Sumbar dan Dharmasraya," katanya.

Ia mengatakan relawan demokrasi akan bertugas selama tiga bulan. Relawan akan mendapatkan honor, sertifikat, training, rompi, dan id card.

Dalam bertugas, kata dia relawan diberi kebebasan untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi berdasarkan basisnya, boleh melaksanakan dimana saja asalkan di daerah Kabupaten Dharmasraya.

Ia menyebutkan relawan menyosialisasikan pemilu kepada kelompok sasaran utama, seperti pemilih pemula, keagamaan, perempuan, disabilitas, dan marjinal, kata dia.

Ia mengemukakan relawan demokrasi juga harus mempedomani kode etik, antara lain independen, nonpartisan karena posisi sebagai mitra KPU yang juga independen.

"Kemudian tidak diskriminatif, adat dan tradisi, serta tidak melakukan kekerasan dan dilarang menerima pemberian dari peserta pemilu, terutama yang ada terindikasi gratifikasi," kata dia.

Relawan demokrasi memilki beberapa basis diantaranya basis keluarga, basis pemilih pemula, basis pemilih muda, basis pemelih perempuan, basis pemilih disabilitas, basis pemilih berkebutuhan khusus, basis pemilih komunitas, basis pemilih marjinal, basis keagamaan dan basis warga internet. (*)