Peran orangtua penting cegah LGBT, kata Bundo Kanduang

id LGBT,Bundo Kanduang Solok,Milda Murniati

Peran orangtua penting cegah LGBT, kata Bundo Kanduang

"Bundo Kanduang" atau tokoh adat perempuan Kota Solok, Sumatera Barat, Milda Murniati. (Dok. Pribadi)

Solok, (Antaranews Sumbar) - "Bundo Kanduang" atau tokoh adat perempuan Kota Solok, Sumatera Barat, Milda Murniati menyatakan peran orangtua sangat penting dalam mencegah perilaku Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender karena keluarga adalah madrasah atau sekolah pertama bagi anak.

"Orangtua harus membuat anak nyaman di rumah. Anak harus merasakan kehadiran orangtua sehingga dia merasakan cukup perhatian dan tidak melakukan perilaku menyimpang seperti LGBT karena kurangnya perhatian," katanya di Solok, Jumat.

Ia menjelaskan untuk membuat anak nyaman dan dekat dengan keluarga, orangtua harus memiliki pengetahuan dan ilmu yang cukup dalam mendidik anak.

Selain itu, orangtua harus memiliki penerapan ilmu agama yang baik dan mengenalkan ke anak sejak dini.

"Orangtua harus mengenalkan tentang gender atau jenis kelamin anak sejak kecil sehingga dia paham bagaimana harus bersikap dan berteman dengan lawan jenis," ujarnya.

Menurutnya, kecenderungan atau penyimpangan seksual menjadi Lesbian atau Gay dikarenakan kurangnya perhatian dari keluarga sehingga anak mencari tempat lain yang nyaman seperti temannya dan berhubungan terlalu dekat yang menyebabkan anak tersebut salah kaprah.

"Ketika mereka punya masalah dan tidak ada keluarga yang memberi perhatian, si anak akan menjadikan temannya yang gendernya sama sebagai orang yang paling mengerti dirinya, sehingga kelamaan timbul sayang yang menjadikan mereka LGBT," katanya.

Ia menjelaskan orangtua harus mengawasi anak dengan maksimal, melakukan tindakan tegas ketika anak berbuat salah, memberi perhatian yang cukup dan mengajarkan mandiri.

Selain itu, pemicu berkembangnya LGBT di Solok karena adanya kafe-kafe atau tempat hiburan malam. Kemudian banyaknya orang luar daerah yang masuk ke Kota Solok.

Untuk mencegah berkembangnya LGBT, ia mengajak masyarakat kembali mengaktifkan pos ronda atau Linmas dan memberi teguran jika ada anak-anak remaja yang melakukan kegiatan yang menyimpang.

"Ketika orangtua menjadi sosok idola anaknya, dan masyarakat juga saling meningatkan tentu akan mempersempit celah berkembangnya LGBT yang mengkhawatirkan," ujarnya.

Menurut pengakuan pelaku LGBT, mereka sulit lepas dari komunitasnya karena kecanduan dengan perilaku menyimpang tersebut. Selain itu, takut dengan ancaman sesama komunitas jika keluar dari komunitas tersebut, dan malu jika rahasianya diketahui masyarakat.

Milda juga meminta masyarakat menggiatkan Malam bina iman dan taqwa (Mabit) bagi remaja, subuhbdan magrib berjamaah sehingga anak-anak jauh dari perilaku menyimpang sebab memiliki pondasi agama yang kuat.

"Masyarakat juga jangan mengucilkan jika ada orang LGBT yang kemudian ingin berubah sesuai kodratnya, sehingga mereka benar-benar lepas dari komunitasnya," katanya.

Jika pelaku LGBT menanamkan rasa penyesalan unuk berubah, keluar dari komunitasnya dan didukung masyarakat akan memudahkan mereka memulai hidup yang lebih baik. (*)