Pakar usulkan pembangunan jembatan di Panorama atasi beratnya jalur Sitinjau Laut

id sitinjau laut, panorama

Pakar usulkan pembangunan jembatan di Panorama atasi beratnya jalur Sitinjau Laut

Truk melewati tanjakan di Panorama I Sitinjau Laut. (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Selama ini kerap terjadi kecelakaan karena derajat kemiringan jalan yang tinggi serta kendaraan yang lewat melebihi ukuran dan muatan
Padang, (Antaranews Sumbar) - Pakar transportasi publik Universitas Andalas (Unand) Yossyafra,PhD menilai pembangunan jembatan di Panorama I dan II di kawasan Sitinjau Laut yang merupakan salah satu jalan nasional merupakan solusi mengatasi beratnya jalur tersebut.

"Jalur Sitinjau Laut masuk salah satu yang terberat di Indonesia, tidak semua sopir kendaraan besar bisa melewatinya, apalagi derajat kemiringan lebih dari delapan persen sehingga salah satu solusi adalah membangun jembatan di Panorama I dan II," kata dia di Padang, Rabu.

Menurut dia rencana untuk membangun jembatan di Panorama Sitinjau Laut sudah diapungkan sejak lima tahun terakhir, karena jalur yang ada sekarang dinilai cukup berat bagi kendaraan besar.

"Desainnya sudah selesai, kajian lingkungan juga sudah, mudah-mudahan tahun ini bisa dikerjakan," kata dia.

Ia menilai jika jembatan selesai akan memudahkan kendaraan berat yang kelebihan dimensi dan muatan.

"Selama ini kerap terjadi kecelakaan karena derajat kemiringan jalan yang tinggi serta kendaraan yang lewat melebihi ukuran dan muatan," ujarnya.

Yosyafra mengatakan kalau kendaraan kelebihan muatan susah menanjak dan kalau kelebihan dimensi sulit berbelok di tikungan tajam.

Kemudian ia juga menyoroti permukaan jalan yang terbuat dari beton dengan kecenderungann lebih mudah aus oleh ban kendaraan sehingga perlu diperkasar permukaannya.

"Dengan demikian kendaraan berat seperti truk yang membawa minyak kemudian tumpah akhirnya jalan lebih licin," katanya.

Ia menilai persoalan di Sitinjau Laut cukup kompleks mulai dari kecelakaan yang sering, kendaraan tidak mampu menanjak, hingga rem blong saat turun.

Untuk pembangunan jembatan tersebut ia menyampaikan desainnya menggunakan jalur baru dan jalur lama tetap digunakan.

"Jadi konsepnya sama dengan jembatan Kelok Sembilan yang menyediakan dua pilihan jalan yaitu jalan lama dan jembatan baru," katanya.

Ia mengimbau pemerintah provinsi perlu mendesak pemerintah pusat agar pembangunan jembatan ini cepat direalisasikan.

"Apalagi Kota Padang berkepentingan karena jika sejumlah jalur putus mulai dari ke Bukittinggi, Solok dan Pesisir Selatan maka bisa terisolasi," kata dia.

Jalur Sitinjau Laut yang merupakan jalan nasional menghubungkan Kota Padang dengan Solok dikenal sebagai 'jalur maut'.

Tanjakan yang terbilang ekstrem, turunan tajam, tikungan maut, jurang yang menganga di sisi jalan hingga ancaman longsor dari perbukitan menjadi tantangan yang harus ditaklukan pengemudi.

Tak sedikit sopir yang ciut nyalinya saat harus menjajal tanjakan dengan kemiringan hingga 45 derajat tepatnya di Panorama I yang apabila kondisi kendaraan tak laik maka maut tantangannya.

Akibatnya insiden masuk jurang, kendaraan kehabisan nafas di pendakian, rem blong hingga tertimpa material longsor menjadi fenomena rutin di Sitinjau Laut. (*)