Dinilai bisa mematikan UMKM, Gubernur kembali surati maskapai terkait bagasi berbayar

id irwan prayitno

Dinilai bisa mematikan UMKM, Gubernur kembali surati maskapai terkait bagasi berbayar

Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno. (ANTARA SUMBAR/Miko Elfisha)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno kembali menyurati sejumlah maskapai terkait kebijakan bagasi berbayar yang dinilai bisa mematikan UMKM di daerah.

"UMKM yang berjualan oleh-oleh sangat bergantung pada wisatawan yang datang. Kebijakan itu dikhawatirkan membuat wisatawan enggan belanja hingga UMKM mati," katanya di Padang, Selasa.

Ia menyebut sejak tiket penerbangan domestik Padang-Jakarta naik hingga mencapai tarif batas atas pada Nofember 2018 pihaknya telah berkali-kali menyurati maskapai terkait.

Terakhir surat yang dilayangkan lebih fokus pada harga tiket, meskipun juga menyebutkan tentang bagasi berbayar.

Salah satu keunggulan pariwisata dibandingkan sektor lain adalah geliat ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat, salah satunya UMKM.

Makin banyak kunjungan wisatawan makin banyak perputaran uang yang bisa dirasakan oleh masyarakat.

Ketua Asosiasi Pengusaha Perjalanan Wisata (ASITA) Sumbar Ian Hanafiah menyebut, kebijakan bagasi berbayar itu mungkin tidak akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan atau tingkat keterisian hotel.

Tetapi pelaku UMKM yang menggantungkan usaha dari penjualan oleh-oleh pada wisatawan akan sangat terpukul.

"Wisatawan nusantara biasanya selalu membeli oleh-oleh jika berkungjung ke satu daerah. Barang bawaannya bisa sampai 10 kilogram. Dulu, tidak terlalu masalah karena bagasi gratis," katanya.

Tapi jika bagasi harus berbayar, dipastikan sebagian besar wisatawan enggan membeli oleh-oleh.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar Zirma Yusri mengatakan yang terkena imbas bukan hanya pelaku usaha yang bergantung pada pariwisata, tetapi UMKM yang sedang melebarkan sayap.

"Mereka sedang berupaya melebarkan sayap dengan sistem teknologi informasi menggunakan jaringan internet. Pengiriman barang tentu menggunakan jasa perusahaan pengiriman. Jika ongkos kirim naik, harga jual tentu juga terpaksa dinaikkan," katanya.

Daya saing UMKM Sumbar yang baru melebarkan sayap itu akan makin lemah dan bisa-bisa kembali mati. (*)