Tiket pesawat mahal, Pemprov surati maskapai agar pariwisata Sumbar tidak mati

id irwan prayitno,Tiket Pesawat Mahal,Pariwisata Sumbar terancam Mati

Tiket pesawat mahal, Pemprov surati maskapai agar pariwisata Sumbar tidak mati

Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno. (Antara Sumbar/Miko Elfisha)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menanggapi mahalnya harga tiket pesawat rute Jakarta-Padang dan sebaliknya dengan menyurati dua maskapai masing-masing Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group.

"Sudah banyak keluhan masyarakat tentang hal ini. Pengusaha Tour dan Travel juga merasakan dampaknya karena itu kita surati dua maskapai itu," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Kamis.

Menurutnya surat serupa sudah beberapa kali dikirimkan pada maskapai namun tidak mendapatkan tanggapan, sementara secara kewenangan Pemprov tidak bisa mengurus secara langsung persoalan tiket.

Irwan memahami harga yang diterapkan oleh Garuda Indonesia sebesar Rp1,9 juta "one way" itu masih berada dalam "range" harga batas atas sesuai aturan. Namun harga itu menjadi acuan bagi maskapai lain sehingga hampir semua penerbangan berharga mahal, termasuk kategori "low cost".

Kebijakan bagasi berbayar juga menjadi perhatian pemerintah daerah karena mengancam kelangsungan UMKM berkaitan dengan pariwisata.

Wisatawan akan enggan berbelanja oleh-oleh karena tidak ingin membayar lebih untuk bagasi. Padahal, belanja oleh-oleh itu adalah dampak ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat.

“Jelas sekali dua kebijakan maskapai ini akan berdampak buruk pada kunjungan wisatawan serta produktifitas UMKM Sumbar," katanya.

Ia juga meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menyurati kementerian masing-masing menyikapi persoalan yang mengancam pariwisata dan UMKM itu.

Sebelumnya Ketua Asosiasi Pengusaha Tour Travel (ASITA) Sumbar Ian Hanafiah menyebut kebijakan maskapai memberlakukan bagasi berbayar, "zero commission" bagi pengusaha tour dan travel serta penerbangan domestik berbiaya mahal akan "membunuh" dunia pariwisata daerah yang baru saja menggeliat.

"Bagasi berbayar membuat wisatawan enggan membeli oleh-oleh, zero commission membuat pengusaha gulung tikar dan biaya mahal membuat wisatawan lari ke luar negeri," katanya.

Ia mengapresiasi langkah Pemprov Sumbar yang segera menyurati maskapai terkait "bahaya" yang mengancam pariwisata itu. (*)