Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Panitia Pelaksana Peresmian Pusat Kajian Mazhab Syafi'i dan tabligh akbar bersama Ustad Abdul Somad di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, akan membersihkan atribut politik di wilayah kegiatan tersebut.
"Kami telah berkoordinasi dengan pemiliknya untuk melepas sementara atribut politik di wilayah Pauh Kambar, dan mereka menyetujuinya," kata Ketua Panitia Pelaksana Peresmian Pusat Kajian Mazhab Syafi'i dan tabligh akbar, M. Nur di Nan Sabaris, Selasa.
Ia mengatakan keputusan tersebut diambil guna menjaga netralitas kegiatan keagamaan yang berlangsung pada Senin 21 Januari 2019 sekitar pukul 16.00 WIB.
Apalagi setiap kegiatan yang menghadirkan Ustad Abdul Somad, lanjutnya selalu dihadiri oleh ribuan jamaah.
Oleh karena itu, pihaknya tidak ingin kegiatan tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan politik.
Meskipun panitia melepas sementara atribut politik beberapa hari sebelum kegiatan, namun pihaknya tidak melarang calon anggota legislatif atau anggota partai menghadirinya.
"Silakan hadir sebagai jamaah namun jangan menggunakan atribut partai atau yang mengarah ke unsur politik," katanya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Pusat Kajian Mazhab Syafi'i, Ustad Jel Fathullah mengatakan pihaknya menyarankan jamaah yang akan hadir untuk melaksanakan shalat jamak takdim yang diselenggarakan pada shalat Zuhur.
"Jadi saat pelaksanaan kan banyak orang yang datang jadi dikhawatirkan tidak memiliki kesempatan dan lokasi shalat Asar," ujarnya.
Ia mengatakan meskipun pihaknya menyediakan masjid dan musala di lokasi kegiatan namun dikhawatirkan tidak mampu menampung banyaknya jamaah.
Sebelumnya Ustad Abdul Somad dijadwalkan akan meresmikan Pusat Kajian Mazhab Syafi'i dan tabligh akbar di Nagari Pauh Kambar, Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman pada Senin 21 Januari 2019.
"Kami meminta khusus kepada ustad Abdul Somad untuk bisa meresmikan pusat Kajian Mazhab Syafi'i dan nanti kita juga meminta yang bersangkutan untuk ikut di dalamnya," kata Ketua Pengurus Pusat Kajian Mazhab Syafi'i, Ustad Jel Fathullah saat jumpa pers di Pauh Kambar, Senin.
Ia mengatakan dibentuknya pusat kajian tersebut karena rakyat Indonesia mayoritas bermazhab Syafi'i sehingga diperlukan kajian agar mazhab itu lebih dimengerti oleh masyarakat.
Oleh karena itu, lanjutnya perlu adanya pusat kajian sebagai badan untuk mengedukasi masyarakat terkait hal tersebut.
Dipilihnya Nagari Pauh Kambar sebagai Pusat Kajian Mahzab Syafi'i karena ia menilai Padang Pariaman merupakan daerah awal berkembangnya Agama Islam di Sumbar. (*)
Berita Terkait
Ziad Abdul Rozaq jabat Plt Kadis Lingkungan Hidup Pasbar
Rabu, 27 Maret 2024 10:16 Wib
Pertamina-Hiswana Migas salurkan bantuan korban banjir Pesisir Selatan
Minggu, 10 Maret 2024 16:44 Wib
Masyarakat Solok Selatan antusias dengarkan tabligh akbar UAS
Minggu, 17 Desember 2023 5:37 Wib
Pakar hukum nilai kasus Emirsyah Satar di Kejagung Ne Bis in Idem
Minggu, 15 Oktober 2023 19:04 Wib
Legislator berikan bantuan Mobil Jenazah untuk PCNU Bukittinggi
Kamis, 14 September 2023 16:25 Wib
Peduli PKK, Legislator Bukittinggi bagikan seragam batik dan kerancang
Sabtu, 12 Agustus 2023 17:10 Wib
Abdul Malik dan Novi Syahwinda terpilih jadi Duta Kampus Politani Payakumbuh
Senin, 3 Juli 2023 15:48 Wib
Muhammadiyah tegaskan Kristen Muhammadiyah bukan sinkretisme agama
Selasa, 30 Mei 2023 17:49 Wib