Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mulai mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak awal tahun setelah BMKG memprediksi adanya El Nino moderat pada Januari sampai dengan Februari 2019.
"El Nino moderate di wilayah Indonesia akan terjadi pada awal Januari hingga Februari 2019, dan perlu dilakukan antisipasi sejak dini," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Ruandha Agung Sugardiman dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.
Kesiapsiagaan pencegahan kebakaran hutan dan lahan oleh Manggala Agni, menurut dia, mulai dilakukan sejak awal tahun 2019.
Sedangkan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B. Panjaitan mengatakan bahwa Manggala Agni terus siaga melakukan berbagai upaya di lapangan, baik upaya pencegahan maupun pemadaman dini pada areal-areal yang terjadi kebakaran.
"Saat ini cukup panas dan angin kencang menjadi pemicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan seperti di wilayah Kabupaten Dumai, Provinsi Riau. Hingga saat ini, Manggala Agni sigap melakukan pemadaman di areal terbakar, agar api tidak meluas," ujar Raffles.
Selain itu, menurut dia, memasuki hari keempat kerja di 2019, Manggala Agni terus lakukan pemadaman pada lahan terbakar di Desa Mamugo, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir. Jenis tanah gambut menyulitkan api padam karena titik panas berada di bawah permukaan tanah.
Untuk mengantisipasi cuaca panas di wilayah Dumai, Manggala Agni melakukan aksi pencegahan melalui patroli-patroli pencegahan di wilayah rawan kebakaran. Selain itu, monitoring titik panas (hotspot) juga terus dilakukan sehingga setiap titik panas yang terpantau dapat segera dilakukan pengecekan ke lapangan untuk memastikan adanya karhutla.
Pemadaman juga dilakukan di wilayah Desa Karya Indah Jalan. Riau Ujung, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Manggala Agni bersama-sama dengan TNI, Polri dan Masyarakat Peduli Api (MPA) bahu membahu melakukan pemadaman.
Sementara di Desa Bumbung, Mandau, Kabupaten Bengkalis, juga ditemukan areal terbakar. Manggala Agni bersama-sama dengan MPA membuat sekat bakar untuk mencegah kebakaran menyebar.
Kondisi lahan yang berupa gambut, serta tiupan angin yang cukup kencang menjadi kendala dalam upaya pemadaman. Angin kencang membuat api membesar dan cepat merembet serta berdampak pada asap tebal yang mengganggu pelaksanaan pemadaman.
Meski begitu, Raffles mengatakan Manggala Agni bersama para pihak tetap melakukan pemadaman dalam kondisi apapun.
Manggala Agni juga terus menjalin koordinasi dan sinergi dengan para pihak seperti TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), perusahaan pemegang konsesi, perangkat desa dan MPA untuk bersama-sama melakukan upaya pengendalian karhutla baik upaya pencegahan maupun pemadaman. (*)
Berita Terkait
Deforestasi hutan Sumatera Barat
Rabu, 27 Maret 2024 15:51 Wib
Walhi nilai komitmen Gubernur Sumbar lemah soal penindakan perambah hutan
Senin, 25 Maret 2024 9:18 Wib
Pemkab Pesisir Selatan siap koordinasikan dugaan pembalakan hutan di Lubuk Nyiur
Senin, 18 Maret 2024 18:24 Wib
BNPB: Indonesia sedang hadapi anomali bencana alam
Senin, 11 Maret 2024 18:25 Wib
Berdayakan hutan konservasi Sumbar, PLN dan BKSDA-BTNS tandatangani kerja sama
Kamis, 22 Februari 2024 10:11 Wib
Sumbar terima hibah Rp53 miliar karena turunkan emisi karbon
Sabtu, 17 Februari 2024 7:46 Wib
KKI Warsi sebut tutupan hutan di Sumbar 2023 naik tiga ribu hektare
Rabu, 24 Januari 2024 20:40 Wib
Refleksi PSDA Sumbar: ancaman bencana ekologis dan antisipasinya melalui perhutanan sosial
Rabu, 24 Januari 2024 17:37 Wib