Kenaikan harga tiket pesawat kembali jadi pemicu inflasi di Padang

id tiket pesawat, inflasi, bps

Kenaikan harga tiket pesawat kembali jadi pemicu inflasi di Padang

Pemaparan tarif tiket pesawat rute Jakarta-Padang. (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi.)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Kenaikan harga tiket pesawat kembali menjadi pemicu inflasi di Kota Padang pada Desember 2018 berdasarkan hasil pantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat.

"Karena Desember bertepatan dengan hari libur permintaan tiket pesawat meningkat dengan perubahan harga mencapai 26,10 persen dan andil terhadap inflasi mencapai 0,28 persen," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Rabu.

Menurutnya pada Desember 2018 Padang mengalami inflasi sebesar 0,16 persen dengan angka inflasi tahunan 2,55 persen atau relatif terkendali.

Tidak hanya dipicu oleh tiket pesawat, kenaikan bawang merah dan daging ayam ras turut berkontribusi menyumbang inflasi di Padang pada Desember 2018 dengan andil 0,087 persen dan 0,080 persen.

Selain itu komoditas beras, telur ayam ras, ayam hodup, mobil , teri, sepat dan baju kebaya juga ikut andil menyumbang inflasi, kata dia.

Sebaliknya sejumlah komoditas mengalami penurunan harga pada Desember 2018 yaitu cabai merah, kentang, kelapa, emas perhiasan, jengkol, kangkung, buncis, pasta gigi, belut dan lainnya.

Sukardi menyampaikan pada Desember 2018 dari 23 kota di Sumatera semua mengalami inflasi dan yang tertinggi berada di Pangkal Pinang sebesar 1,88 persen dan terendah di Banda Aceh 0,02 persen.

Sementara Padang menduduki urutan ke-19 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan urutan 75 secara nasional.

Sebelumnya Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumatera Barat menilai perlu penambahan rute penerbangan dari Jakarta ke Padang untuk menekan harga tiket yang tergolong mahal akibat tingginya permintaan.

"Info dari maskapai, tahun ini tingkat keterisian pesawat lumayan tinggi, ini menyebabkan tiket mahal, jika pemerintah provinsi ingin meningkatkan kunjungan wisatawan solusinya penambahan jadwal penerbangan," kata Ketua Asita Sumbar Ian Hanafiah.

Menurutnya dibandingkan dibandingkan rute Pekanbaru-Jakarta dengan Padang-Jakarta yang jaraknya relatif tiket ke Padang jauh lebih mahal.

"Ini terjadi karena hukum pasar saat permintaan tinggi harga naik, menandakan orang juga ramai ke Padang, maskapai tentu saja akan mengambil untung karena dijual mahal saja laku," katanya.

Ia mengatakan mahalnya harga tiket juga menjadi keluhan pemerintah provinsi yakni Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang meminta maskapai tidak menjual dengan harga terlalu mahal.

"Oleh sebab itu pemerintah harus melakukan intervensi lewat penambahan jadwal sehingga harga tiket dapat lebih murah," katanya.

Berdasarkan pantauan pada sejumlah web penyedia tiket pesawat, untuk kelas ekonomi kategori maskapai berbiaya murah pada Desember 2018 rata-rata harga tiket diatas Rp1 juta untuk rute Padang-Jakarta.

Tiket tersebut akan semakin melonjak jika dipesan dua hari sebelum berangkat dan dalam kondisi normal hanya Rp700 ribu. (*)