Wagub Sumbar pertanyakan komitmen daerah gelar TdS

id TdS,Nasrul Abit

Wagub Sumbar pertanyakan komitmen daerah gelar TdS

Sejumlah siswa sekolah dasar mengibar-mengibarkan bendera untuk memberikan semangat pada pebalap yang melintas di Kota Solok, Sumatera Barat, Jumat (9/11/2018). Pada etape ke enam Tour de Singkarak 2018 menempuh jarak 105 kilo meter, yang mulai dari Kota Solok Menuju Kota Payukumbuh. (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/pd.) (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/pd./)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mempertanyakan komitmen kabupaten dan kota untuk menggelar ajang balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) 2019 karena hingga saat ini masih ada yang belum menganggarkannya dalam APBD.

"Ini adalah harga diri Sumbar. Tidak boleh sampai terhenti. Tetapi ternyata tidak semua daerah punya komitmen yang sama untuk TdS ini," katanya saat memimpin rapat evaluasi TdS 2018 di Padang, Kamis.

Beberapa daerah itu diantaranya Sijunjung, Kota Solok dan beberapa daerah yang tidak mengirimkan wakilnya dalam rapat tersebut seperti Payakumbuh, Limapuluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat, dan Tanah Datar.

Ia memahami persoalan anggaran yang ada di daerah karena di provinsi persoalan yang sama juga terjadi.

Namun karena TdS merupakan kegiatan penting yang diakui secara nasional dan internasional, terbukti dengan masuk dalam kalender even nasional 2019, maka 18 kabupaten dan kota yang terlibat harusnya mendukung.

Ia menegaskan komitmen untuk mendukung TdS itu akan dikuatkan lagi dengan MoU antara gubernur dengan bupati dan wali kota pada Januari atau Februari 2019.

MoU itu sekaligus menjadi dasar hukum bagi daerah untuk menganggarkan pelaksanaan TdS dalam APBD masing-masing.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian menyebut secara umum pelaksanaan TdS 2018 menurut penilaian Union Cycliste Internationale (UCI) berjalan dengan sangat baik.

Bahkan perubahan jalur etape pada menit-menit akhir karena terjadi bencana, mendapatkan nilai plus. Belum ada yang pernah bisa melakukan pengalihan rute dengan begitu cepat tetapi tidak mengganggu pelaksanaan balapan.

Race Director Tour de Singkarak 2018 Jamaluddin Mahmood menyebut beberapa yang patut dievaluasi adalah tranfer pebalap yang relatif jauh karena belum tersedianya hotel yang memadai di daerah.

Ke depan ia berharap akan muncul hotel standar internasional di kabupaten dan kota sehingga pebalap tidak harus ditransfer ke Padang atau Bukittinggi setiap kali balapan. (*)