Disparbud: pembangunan pariwisata Solok Selatan butuh sinergitas antar OPD

id Harri Trisna

Disparbud: pembangunan pariwisata Solok Selatan butuh sinergitas antar OPD

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solok Selatan Harri Trisna (kanan) dan anggota DPRD setempat Betri Kelana. (Antara Sumbar/Erik IA)

Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Solok Selatan, Sumatera Barat, Harri Trisna mengatakan untuk memajukan pariwisata di kabupaten itu dibutuhkan sinergitas antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta masyarakat dan swasta.

"Kalau hanya kami yang membangun maka pertumbuhannya akan lambat sehingga diharapkan program dari OPD lain mengarah ke pariwisata sesuai tupoksi masing-masing", katanya di Padang Aro, Kamis.

Semua program pembangunan oleh OPD katanya bisa diarahkan untuk kemajuan pariwisata sehingga dalam waktu cepat tercapai apa yang diinginkan.

Program dari OPD tidak perlu banyak yang di arahkan untuk pariwisata tetapi cukup satu dan dilaksanakan berkelanjutan setiap tahunnya maka akan memberikan dampak yang sangat signifikan.

"Kalau pembangunan pariwisata dilakukan bersama maka Solok Selatan bisa menjadi salah satu tujuan wisatawan di Sumbar sebab destinasinya cukup banyak dan menarik," katanya.

Menurut dia, pariwisata tidak bisa jalan sendiri tetapi butuh dukungan dari OPD lainnya serta masyarakat dan pelaku agar semua yang dibutuhkan wisatawan dapat terpenuhi.

Sebagai contoh katanya, dari segi perdagangan bisa membangun kios untuk cendramata atau kuliner sehingga menambah daya tarik.

Dari segi pendidikan juga bisa berperan seperti membuat taman bacaan dilokasi wisata sehingga wisatawan banyak pilihan.

"Semua OPD bisa membangun sesuatu sesuai bidangnya yang menarik dilokasi wisata sehingga bisa menunjang kemajuan pariwisata," ujarnya.

Sekarang ini pariwisata Solok Selatan sudah dikenal hingga ketingkat nasional sehingga kedepannya bagaimana mempercepat pembenahan destinasinya agar menarik minat wisatawan.

"Untuk itu dibutuhkan kerjasama semua pihak baik OPD, masyarakat dan pelaku wisata sendiri," ujarnya.

Dia mengungkapkan, selama 2018 dalam pengembangan destinasi wisata Kabupaten itu masih mengandalkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebab kemampuan APBD masih terbatas.

Dari 10 item pembangunan destinasi pada 2018 sembilan diantaranya mengandalkan DAK dan hanya satu item dari ABPD sehingga sinergitas antar OPD sangat dibutuhkan.

Selain itu katanya, juga ada pembangunan pariwisata melalui CSR perusahaan yang ada guna mempercepat pembangunannya.

Dia menyebutkan, sekarang pembangunan pariwisata di Solok Selatan juga banyak bantuan dari berbagai kementerian seperti revitalisasi seribu rumah gadang dengan dana Rp110 miliar dari kementerian PUPR.

Selain itu juga ada revitalisasi rumah gadang dari CSR perusahaan maupun pihak lain yang merasa sangat peduli dengan kemajuan pariwisata dan kebudayaan.

Selain itu juga ada bantuan dari Kementerian Desa untuk pemabngunan destinasi Camintoran sebesar Rp1,4 miliar pada 2018.

"Berbagai bantuan ini membuktikan bahwa pembangunan pariwisata tidak hanya dari Kementerian terkait tetapi bisa dari berbagai sektor sesuai tugas dan fungsinya," katanya.

Sementara itu Anggota DPRD Solok Selatan, Betri Kelana mengatakan legislator mendukung kegiatan OPD diarahkan untuk kemajuan pariwisata.

"Pembangunan pariwisata memang harus dilakukan secara gotong royong dan OPD lain juga harus berpartisipasi dalam hal ini," katanya.

Menurut dia, pariwisata akan memberikan dampak langsung terhadap perekonomian masyarakat sehingga pembangunan semua infrastruktur pendukung harus dipercepat.

Untuk malakukannya kata dia, butuh kerjsama antar OPD bujan hanya tugas dinas pariwisata saja.

"Semakin cepat kemajuan pariwisata maka dampak ekonomi pada masyarakat akan semakin besar," katanya.

Dengan kemajuan pariwisata katanya, akan membuat peluang kerja bagi masyarakat dan ini akan sangat berpengaruh pada peningkatan ekonomi mereka. (*)