Minat masyarakat Solok Selatan kembangkan Kopi Arabika terus meningkat

id Wandra

Minat masyarakat Solok Selatan kembangkan Kopi Arabika terus meningkat

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Solok Selatan, Wandra. (Antara Sumbar/Erik IA)

Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Minat masyarakat di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat untuk mengembangkan kopi arabika terus meningkat dan pada 2018 ada penambahan tanam baru seluas 68 hektare.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Solok Selatan, Wandra di Padang Aro, Kamis, mengatakan luas lahan kopi arabika terus mengalami peningkatan mulai 303 hektare pada pertengahan 2017 dan pada akhir 2017 menjadi 353 dan pada 2018 sudah 421 hektare dengan jumlah pemilik 117 orang.

"Produksi kopi arabika hingga triwulan III 2018 sudah 213 ton dan kemungkinan akan terus bertambah setiap tahunnya sebab masih banyak tanaman masyarakat yang baru tanam serta belum ataupun baru berbuah," ujarnya.

Dia mengatakan, untuk meningkatkan produksi kopi unggul jenis arabika pemerintah setempat sudah menyalurkan bantuan bibit sebanyak 40 ribu batang pada 2018.

Selain itu katanya juga disalurkan bantuan alat pengolahan pascapanen kopi untuk kelompok Sumber Rezeki satu paket pada 2018.

Selanjutnya bantuan Intensifikasi berupa pupuk organik 90 ton, feromon atau pengendalian hama 4 ribu set dan gunting pangkas 200 unit.

Bantuan bibit kopi arabika disalurkan untuk empat kelompok tani penerima yaitu Leter W Saiyo 13.000 batang, Umbul Mulyo, Sinar Paninjauan dan Durian Sejahtera masing-masing 9.000 batang.

Yang kendala di Solok Selatan saat ini masih belum adanya pengolahan kopi, sehingga petani lebih cenderung menjual bijinya.

Biji kopi dari Solok Selatan ditampung oleh pedagang dari luar kabupaten dan pasarnya sudah sampai Amerika.

"Kami mendorong kelompok tani untuk melakukan pengolahan sehingga nilai jualnya lebih tinggi dan bisa menambah nilai ekonominya," katanya.

Dia mengungkapkan, hingga triwulan III produksi kopi Solok Selatan sebanyak 1.981,3 ton yang didominasi jenis robusta sebanyak 1.768,2 ton dan arabika 213 ton.

Jenis kopi yang paling cocok dikembangkan di kabupaten itu adalah robusta dan tahun ini tercatat penanaman baru jenis ini tiga hektare, sementara untuk arabika hanya bisa di beberapa lokasi.

Sebagian besar masyarakat banyak menanam kopi robusta karena sesuai dengan iklim di Solok Selatan. (*)