Pakar kendaraan listrik motivasi mahasiswa UNP untuk berinovasi

id Pln

Pakar kendaraan listrik motivasi mahasiswa UNP untuk berinovasi

Dosen Pmbimbing tim ekspedisi mobil listrik Indonesia BLIST Dr. Muhammad Nur Yuniarto dihadapan ratusan mahasiswa UNP. (Ist)

Padang (Antaranews Sumbar) - Pakar kendaraan listrik Dr. Muhammad Nur Yuniarto mengajak mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) untuk terus berinovasi.

"Kita ingin buktikan Indonesia bisa buat mobil, dan tak kalah dibandingkan negara asing. Inovasi kendaraan listrik untuk kemandirian bangsa," kata Muhammad Nur Yuniarto di Padang, Jumat.

Hal ini juga disampaikan pembimbing tim ekspedisi mobil listrik Indonesia BLITS itu, pada saat beri materi dalam kuliah umum tentang ketenagalistrikan di Auditorium UNP, pada 6 Desember 2018.

Menurut dia, inovasi harus dilakukan dengan bergandengan tangan semua elemen sehingga bisa menunju Indonesia mandiri.

Sebab, selama ini inovasi yang dihasilkan ketika tiba dihulunya menemui kendala, termasuk faktor kamauan politik dari pemerintah.

Kondisi itu, diperparah kebiasaan masyarakat bangsa ini belum cinta produk dalam negeri sendiri. Hal itu dapat dilihat terhadap semua kebutuhan yang dipakai hampir 100 persen barang buatan luar.

Padahal, kata dia, karya anak bangsa sebelum jaman penjajahan sudah teruji, buktinya membangun candi borobudur dan candi lainnya, yang belum ada teknologi waktu itu.
Mobil listrik tim Universitas Budiluhur dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sampai di Kota Padang, Sumatera Barat. (Antara Sumbar/ Mario Sofia Nasution) (Antara Sumbar/ Mario Sofia Nasution/)
Kondisi itu, membuktikan Indonesia bisa dan punya kemampuan yang bagus untuk bersaing dengan bangsa lain.

Nur mengatakan, ada beberapa tantangan industrialisasi pengembangan kendaraan listrik yang dihadapi di negeri ini.

Pertama kemauan politik, apakah pemerintah punya tekad mendorong pengembangan karya anak bangsa, karena membutuh anggaran besar.

Kedua, regulasi yang mematikan industrialisasi karena masih berpihak masuk produk asing. Ketiga nasionalisme, artinya anak bangsa ini masih memilih produk luar dan belum bangga memakai produk dalam negeri.

Sedangkan keempat, masih tidak percaya kepada bangsa sendiri yang punya kemampuan untuk melahirkan produk industrialisasi yang punya nilai saing dengan produk asing.

Kelima, menghambah kepada bangsa lain sehingga diberi ruang mudahnya masuk produk-produk asing.

Ia mengatakan, sekarang subsidi energi merangkak naik dan solusinya hentikan subsidi energi, hentikan ekspor batu bara dan minyak bumi, gunakan kendaraan listrik, dan perluas penggunaan energi baru dan terbarukan.
Peserta kuliah umum tentang kelistrikkan di UNP (Ist) (Ist/)
Jadi, kendaraan listrik solusi Indonesia keluar beban subsidi energi karena elektrifikasi moda transportasi akan menghemat biaya, melepas diri dari ketergantungan asing akibat import bahan bakar minyak, kemandirian dan ketahanan bangsa.

"Maka generasi sekarang kita harus berbuat dan jangan pikirkan kapan Indonesia mandiri bukan urusan, tapi yang penting lihat prosesnya. Mari berbuat dan bergandengan untuk bangsa ini," ajaknya. (*)