BPBD: kerawanan bencana Solok Selatan masuk revisi RTRW

id Daerah Rawan Bencana Solok Selatan,BPBD Solok Selatan,Bencana di Solok Selatan

BPBD: kerawanan bencana Solok Selatan masuk revisi RTRW

(ANTARA SUMBAR/Afriadi/)

Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Sumatera Barat, menyebutkan kerawanan bencana kabupaten itu sudah masuk dalan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagai salah satu upaya mitigasi bencana.

"Upaya pengurangan risiko bencana terus kami lakukan salah satunya membuat peta kerawanan. Sekarang juga masuk dalam RTRW kabupaten," kata Kepala Pelaksana BPBD Solok Selatan Johny Hasan Basri didampingi Sekretaris Sumardianto, di Padang Aro, Selasa.

Dia mengatakan, peta kerawanan bencana sudah dibuat sejak 2012 sebagai upaya antisipasi karena daerah itu rawan bencana.

Solok Selatan rawan terhadap bencana banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, gempa bumi, letusan gunung api, puting beliung dan konflik sosial.

Untuk bencana banjir sudah berada di wilayah aliran sungai Batang Suliti, Batang Bangko, Batang Sangir, Batang Hari.

Sedangkan kerawanan tanah longsor berada di sepanjang jalan nasional, mulai dari perbatasan Solok Selatan-Solok hingga Kerinci.

Sedangkan untuk konflik sosial di seluruh Solok Selatan tinggi dan bencana letusan gunung api wilayah yang paling tinggi terdampak di sekitar Kecamatan Sangir.

Sedangkan potensi gempa sebagian wilayah Solok Selatan dilalui patahan sesar semangka yang dikenal dengan segmen Suliti dengan panjang sekitar 95 kilometer dimulai dari Lembah Gumanti Kabupaten Solok melalui Ulu Suliti, Koto Parik Gadang Diateh, Muaralabuh, Liki hingga Kerinci dan bertemu dengan Segmen Siulak.

Dia menambahkan, sebagai upaya antisipasi dan penanggulangan bencana, pihaknya juga sudah melaksanakan sejumlah program seperti pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Kelompok Siaga Bencana (KSB).

Selain itu juga dilakuka sosialisasi kebencanaan di Sekolah dan Madrasah aman Bencana (SMAB), BPBD masuk sekolah, dan sosialisasi lewat KSB nagari.

"BPBD masuk ke sekolah sebagai pembina upacara dan siswa diberi pemahaman tentang Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan program ini telah berjalan untuk 25 SMP dan SMA sederajat," ujarnya. ***4***