Bima Sakti: Timnas tak bisa dibentuk instan

id Bima Sakti ,Timnas Indonesia,Piala AFF

Bima Sakti: Timnas tak bisa dibentuk instan

Pelatih timnas Indonesia Bima Sakti (kiri) didampingi pesepak bola timnas Evan Dimas (kanan) memberi keterangan pers menjelang laga lanjutan Piala AFF 2018 antara Thailand melawan Indonesia di Stadion Nasional Rajamangala, Bangkok, Thailand, Jumat (16/11/2018). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/kye.)

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Setelah tim nasional sepak bola Indonesia dipastikan tersingkir dari persaingan Piala AFF 2018, sang pelatih Bima Sakti menyebut bahwa timnas berkualitas bagus tak bisa dibentuk secara instan.

Menurut pelatih berusia 42 tahun itu, tim nasional semestinya memiliki dasar yang kuat yaitu pembinaan pemain muda yang baik dan berjenjang dengan kompetisi secara teratur.

"Semoga kegagalan di Piala AFF ini menjadi pembelajaran untuk kita," ujar Bima di Jakarta, Kamis.

Dia pun mencontohkan Thailand dan Vietnam sebagai negara di Asia Tenggara yang memiliki pengelolaan pemain belia yang terukur.

Hal itu membuat persepakbolaan kedua negara tersebut berkembang pesat dan berdampak positif ke timnas masing-masing. Kesebelasan nasional Thailand dan Vietnam saat ini tidak hanya disegani di Asia Tenggara, tetapi Asia.

Bahkan Vietnam telah merasakan Piala Dunia untuk pemain U-20 pada tahun 2017. Baik Thailand maupun Vietnam akan tampil di Piala Asia tahun 2019 di Uni Emirat Arab.

"Para pesepak bola Thailand dan Vietnam dibentuk sedemikian rupa sejak usia dini sehingga mereka memiliki dasar yang bagus," tutur Bima.

Bima Sakti sendiri bisa dikatakan pelatih "dadakan" di timnas Indonesia. Dia ditunjuk jadi pelatih skuat Garuda pada akhir Oktober 2018 atau kurang lebih dua minggu sebelum Piala AFF 2018 bergulir. Sebelumnya, Bima merupakan asisten pelatih timnas U-23 dan senior Indonesia yang ditangani pelatih asal Spanyol Luis Milla.

Setelah diberikan tanggung jawab, Bima tidak memiliki banyak waktu untuk mengubah taktik, strategi dan pemain. Oleh sebab itulah dia memilih untuk menerapkan taktik lawas ala Luis Milla. Para pemain yang dipanggil pun tidak jauh dari sosok-sosok yang pernah dipercaya Milla.

Bima mengaku, tidak mudah membangun dan melatih tim nasional, apalagi dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat dan pencinta sepak bola nasional untuk mendukung siapapun pelatih timnas Indonesia baik itu orang asing atau pelatih lokal.

"Berikan dukungan semaksimal mungkin karena tidak mudah menjadi bagian dari tim nasional," tutur Bima.

Tim nasional sepak bola Indonesia dipastikan gagal melaju ke semifinal Piala AFF 2018 setelah pertandingan Grup B Filipina melawan Thailand, Rabu (21/11), berakhir dengan skor imbang 1-1.

Gol Thailand dari Supachai Jaided (56') yang disamakan pemain pengganti Filipina Jovin Bedic (81') dalam laga yang digelar di Stadion Panaad, Filipina, membuat poin Thailand dan Filipina menjadi tujuh di klasemen sementara.

Poin tersebut tidak akan terkejar oleh Indonesia yang di klasemen Grup B Piala AFF 2018 maksimal memiliki enam poin sampai pertandingan terakhir. Harapan Indonesia untuk menjadi dua tim terbaik di Grup B sebagai syarat melaju empat besar pun pupus.

Saat ini Indonesia memiliki tiga poin di klasemen, tetapi hanya menyisakan satu laga yakni menghadapi Filipina di pertandingan terakhir, Minggu (25/11), yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. (*)