Jalur evakusi tsunami di Padang Pariaman masih kurang

id Jalur Evakusi Tsunami,Padang Pariaman,Tsunami

Jalur evakusi tsunami di Padang Pariaman masih kurang

Kondisi tambak garam petani yang rusak di Kawasan Penggaraman Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (13/11). Pasca gempa dan tsunami yang melanda Palu pada 28 September 2018, lahan garam petani mengalami rusak berat, mereka mengharapkan bantuan pemerintah membantu melakukan perbaikan agar dapat digunakan kembali memproduksi garam. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/pd.

Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat baru memiliki 20 persen jalan untuk jalur evakuasi tsunami dari 42 kilometer panjang pantai yang dimiliki daerah itu.

"20 persen tersebut dibangun beberapa tahun lalu dan gencar dilaksanakan 2016," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Padang Pariaman, Budi Mulya di Parit Malintang, Jumat.

Ia mengatakan lebar jalan evakuasi tsunami yang dibangun tersebut yaitu sekitar tiga meter.

Rencananya, pihaknya akan memperbesar jalan yang telah dibangun untuk evakuasi stunami tersebut menjadi enam meter.

"Pelebaran ini perlu dilakukan agar masyarakat mudah mengakses lokasi aman dari tsunami," katanya.

Pihaknya juga akan memperbanyak jalur evakuasi tsunami agar warga yang tinggal di pantai di daerah itu dapat dengan mudah mencapai lokasi yang aman dari bencana tersebut.

"Karena keterbatasan anggaran makanya pembangunnnya dilakukan secara bertahap," ujarnya.

Namun, lanjutnya tahun depan pihaknya akan menghitung besarnya keperluan dananya dan menganggarkannya.

Ia menyampaikan tahun depan pihaknya juga akan memasang petunjuk arah evakuasi tsunami sehingga masyarakat mengetahui lokasi aman dari bencana tersebut.

Selain penambahan jalan, daerah tersebut juga memerlukan shelter evakuasi tsunami yang saat ini hanya memanfaatkan gedung bertingkat milik warga dan masjid.

Pembangunan shelter tersebut diperlukan untuk di Kecamatan Ulakan Tapakis, Sungai Limau, dan Batang Gasan.

Pihaknya mengimbau warga di daerah itu untuk selalu waspada terhadap bencana alam karena kabupaten tersebut tidak saja rawan terhadap stunami namun juga abrasi pantai, banjir dan longsor.