Harga beras Sumbar tertinggi di Indonesia sejak seminggu terakhir

id kepala dinas tanaman pangan

Harga beras Sumbar tertinggi di Indonesia sejak seminggu terakhir

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumbar, Candra. (ANTARA SUMBAR/Miko Elfisha)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Sumatera Barat, Candra mengingatkan potensi melambungnya harga beras karena cuaca buruk yang melanda daerah itu dua minggu terakhir.

"Produksi padi tidak masalah. Tapi cuaca buruk menyebabkan proses penggilingan padi tidak bisa dilakukan sehingga stok beras menipis, menyebabkan harga bisa melambung," katanya di Padang, Kamis.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) harga beras untuk Sumbar merupakan tertinggi di Indonesia sejak seminggu terakhir.

Pada pada Kamis (15/11) harga beras di provinsi itu masih Rp14.100 per kilogram sementara rata-rata provinsi lain Rp11.800 per kilogram.

Candra menyebut harga yang relatif tinggi itu akan kembali stabil jika cuaca membaik dan proses penggilingan berjalan normal.

"Kalau cuaca panas, harga akan stabil lagi," katanya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mendukung pernyataan Candra bahwa tidak ada kelangkaan beras di provinsi itu.

Bahkan diperkirakan produksi beras di provinsi itu mengalami surplus pada 2018 sebanyak 210,390 ribu ton.

Perkiraan produksi beras Sumbar hingga Desember 2018 mencapai 870,71 ribu ton sedangkan konsumsi diperkirakan hanya 660,32 ribu ton sehingga ada surplus sekitar 210,390 ribu ton.

Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar melansir prakiraan BMKG menyebut potensi hujan di provinsi itu masih tinggi hingga Januari 2019.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur mengatakan masyarakat harus tetap mewaspadai potensi hujan yang diperkirakan akan masih terjadi hingga awal tahun depan. (*)