Luas lahan sawah Sumbar berkurang signifikan jadi 127.800 hektare

id Muzni Zakaria

Luas lahan sawah Sumbar berkurang signifikan jadi 127.800 hektare

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria memukul gong tanda dimulainya Rapat Evaluasi dan Sinkronisasi percepatan pelaksanaan program UPSUS Pajale 2018/2019 Sumbar, di Padang Aro, Selasa (13/11). (Antara Sumbar/Erik IA)

Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumbar, Candra mengatakan luas lahan sawah di provinsi itu mengalami pengurangan signifikan dari 230 ribu hektare menjadi 127.800 hektare berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar 2017.

"Berdasarkan data BPS itu, Sumbar telah kehilangan 14,6 persen lahan sawah sehingga seluruh kabupaten dan kota harus meralat RPJM-nya," kata dia saat Rapat Evaluasi dan Sinkronisasi dan percepatan pelaksanaan program UPSUS Pajale 2018/2019 di Padang Aro, Selasa.

Selain itu kata dia, masih menurut data BPS Sumbar, luas tambah tanam sawah juga mengalami pengurangan dari 609.810 hektare menjadi 593.160 hektare.

"Angka yang kami miliki dengan milik BPS berselisih sekitar 16.694 hektare, dan ini sangat berpengaruh pada anggaran sektor pertanian," katanya.

Menurut dia data BPS ini sudah tidak bisa diubah lagi, sehingga sangat mempengaruhi faktor anggaran, sebab yang diakui secara nasional adalah data BPS.

"Dengan data BPS ini kemungkinan anggaran sektor pertanian akan berkurang sekitar 35 persen pada 2019," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria berharap rapat evaluasi dan sinkronisasi percepatan pelaksanaan program UPSUS Pajale 2018/2019 bisa memberikan manfaat bagi kemajuan pertanian di kabupaten itu.

"Dengan adanya kegiatan ini diharapkan memberi banyak masukan terkait pertanian, sebab potensi Solok Selatan cukup besar," ujarnya.

Dia menyebutkan beras Solok Selatan sampai saat ini masih menjadi salah satu yang terbaik dengan potensi tanamnya juga bisa terus dikembangkan.

Selain itu Solok Selatan juga memiliki perkebunan karet dan sawit yang luas, serta kopi jenis arabika dan robusta yang sudah cukup terkenal.

Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan Tri Handoyo Gunardi menambahkan, kegiatan ini diadakan selama dua hari dimana pada Selasa diskusi dan Rabu dilakukan tanam perdana kedelai di Ampalu Pauah Duo.

Dia mengatakan selain komoditas padi Solok Selatan saat ini juga menjadi sentra jagung di Sumbar.

"Kami juga intens mengembangkan manggis di Pauh Duo dan Sangir Batang Hari," ujarnya.

Rapat koordinasi ini diikuti 147 orang terdiri dari Kepala Dinas Pertanian 19 kabupaten/kota beserta Kepala Bidang dan UPTD pertanian. (*)