BNK Solok: Jambore antinarkoba jauhkan generasi muda dari penyalahgunaan narkotika

id jambore antinarkoba

BNK Solok: Jambore antinarkoba jauhkan generasi muda dari penyalahgunaan narkotika

Wakil Wali Kota Solok, Reinier saat memberikan penyuluhan narkoba di suatu kesempatan. (Ist) (Antara Sumbar/Tri Asmaini)

Solok, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Solok, Sumatera Barat, akan menggelar jambore antinarkoba pada 17-18 November 2018 sebagai ajang penyebarluasan informasi bahaya penyalahgunaan narkotika bagi masyarakat di daerah itu.

"Penyalahgunaan narkoba semakin meningkat dan dampat negatif yang ditimbulkan semakin mengkhawatirkan, bahkan sudah masuk ke desa-desa," kata Ketua Badan Narkotika Kota (BNK) Solok, Reinier didampingi Kabag Humas Setdako Solok, Nurzal Gustim, Selasa.

Melihat kondisi ini pemerintah perlu melakukan langkah-langkah efektif baik pencegahan maupun penanggulangan untuk menyelamatkan generasi muda dari jerat narkoba dan minuman keras.

Kegiatan dapat berbentuk ceramah, penyuluhan langsung ke masyarakat, dan ke sekolah tentang bahaya narkoba, termasuk jambore antinarkoba yang akan digelar.

Jambore ini selain menjalin silaturahim, menyosialisasikan bahaya narkoba dan menumbuhkembangkan kepedulian, juga akan memutus mata rantai peredaran narkoba di lingkungan sekitar.

Acara ini selain diisi sosialisasi dan penyuluhan bahaya narkoba, jambore ini juga dirangkai dengan sejumlah lomba, di antaranya lomba pidato bahaya narkoba dan tenda bersih.

"Yang jelas kami tidak akan pernah bosan untuk terus mengingatkan masyarakat terutama generasi muda akan bahaya narkoba, salah satunya melalui kegiatan jambore ini," katanya.

Ia memperkirakan 650 peserta akan ikut bergabung dalam jambore ini, mulai dari perwakilan pelajar SMP dan SMA sederajat se-Kota Solok, perwakilan masyarakat dari masing-masing kelurahan, dan lainnya.

Reinier berharap melalui kegiatan ini akan menggugah kepedulian dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya narkoba.

"Masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba semakin hari semakin meningkat, bukan hanya terbatas pada individu pengguna melainkan juga kepada keluarga, masyarakat dan negara," ujarnya.

Pihaknya juga meminta tokoh masyarakat, penceramah atau ulama, untuk terus mengingatkan masyarakat, tidak hanya terkait bahaya narkoba tapi juga bahaya mengonsumsi minuman keras.

"Berbagai langkah terus dilakukan mulai sosialisasi, juga membentuk kampung antinarkoba yang nantinya ditargetkan seluruh kelurahan menjadi kampung antinarkoba," ujarnya. (*)