Satu nagari di Agam belum cairkan dana desa

id Dana Desa

Satu nagari di Agam belum cairkan dana desa

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari Agam, Tedi Marta (ANTARA SUMBAR/Yusrizal)

Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Dinas Pemberdayaan Masyarakat Nagari Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyebutkan satu dari 82 nagari atau desa adat di daerah itu belum mencairkan dana desa tahap tiga sebesar Rp405 juta.

"Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara belum mencairkan dana desa," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari Agam, Tedi Marta di Lubukbasung, Jumat.

Nagari Tiku Lima Jorong sudah mengusulkan pencairan dana desa dan usulan itu telah diproses.

Berkemungkinan dana itu cair pada pertengahan November 2018, sehingga sudah bisa dimanfaatkan untuk program dari nagari tersebut.

"Ini target kita sehingga serapan dana desa 100 persen. Saya optimis penyerapan 100 persen karena nagari telah dibekali dan dilakukan pendampingan oleh tim dari dinas, tenaga ahli dan kecamatan," katanya.

Ia menambahkan, jumlah dana desa di Agam pada 2018 sebesar Rp63,84 miliar, sudah disalurkan Rp63,43 miliar untuk 81 nagari dan belum cair Rp436 juta.

Untuk penyerapan dana desa tersebut, tambahnya, pihaknya belum mengetahui karena program masih berjalan di setiap nagari.

Namun Nagari Paninjauan Kecamatan Tanjungraya cukup menonjol program yang mereka buat seperti, irigasi, jalan usaha tani dan lainnya, sehingga sangat dirasakan masyarakat.

Partisipasi masyarakat dan perantau di Paninjauan juga cukup tinggi dalam mendukung program itu berupa tenaga, dana dan pembebasan lahan untuk jalan.

"Nagari ini cukup menonjol dari nagari lain," katanya.

Wali Nagari Paninjauan, Tomi Canda Putra, menambahkan, irigasi dan jalan usaha tani ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena mata pencarian masyarakat setempat swbagai pembudidaya ikan dan petani sawah.

Dengan program itu, pembudidaya ikan dengan mudah mendapatkan air dan petani tidak mengeluarkan biaya cukup besar untuk membawa hasil pertanian mereka ke rumah.

Biasanya, petani mengeluarkan dana Rp7.000 untuk membawa padi dengan berat 50 kilogram atau per goni. Dengan adanya jalan usaha tani, petani hanya mengeluarkan biaya Ro2.000 per goni.

"Tahun ini kita membuka dua jalan usaha tani dan satu irigasi. Saat ini pembukaan jalan usaha tani sudah selesai, sementara satu unit irigasi sedang jalan," katanya. (*)