Forum DAS: Penanganan banjir harus dilakukan secara berkelanjutan

id banjir

Forum DAS: Penanganan banjir harus dilakukan secara berkelanjutan

Sejumlah warga menyaksikan jembatan gantung yang hancur dihantam derasnya dan tingginya debit air sungai beringin dari hulu di Kelurahan begiringin, kecamatan Lubuk Kilangan,Padang, Sumbar, Jumat (2/10/2018). Angin kencang disertai hujan deras yang turun mengguyur kota Padang sejak siang hingga sore mengakibatkan beberapa titip terendam banjir dan dilaporkan belum ada korban jiwa. ANTARA SUMBAR/Igoy Elfitr/Maril/18

Padang, (Antaranews Sumbar) - Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kota Padang, Sumatera Barat Prof Isril Berd meminta agar penanganan banjir di daerah itu dilakukan secara berkelanjutan untuk meminimalkan terjadinya bencana banjir.

"Penanganannya jangan hanya difokuskan ketika banjir terjadi namun harus secara berkelanjutan karena ancaman ini dapat terjadi kapan saja," kata dia di Padang, Jumat.

Menurut guru besar Universitas Andalas itu ada beberapa hal yang menyebabkan banjir terjadi di kota berpenduduk sekitar 900 ribu jiwa tersebut.

Seperti tingginya curah hujan dengan waktu yang cukup lama sehingga meningkatkan volume air di daerah aliran sungai kota tersebut. Peningkatan voliume air tentu akan melewati aliran sungai dan sistem drainase kota tersebut.

Apabila sistem aliran sungai dan drainase hanya mampu menampung volume air sekitar 1.500 meter kubik, sementara volume air yang dihasilkan mencapai 2.500 meter kubik tentu aliran sungai dan sistem drainase yang ada tidak dapat menampung air dan menyebabkan banjir.

Selain itu berkurangnya luas hutan di sisi timur Kota Padang juga menjadi peyebab banjir bandang. Menurut dia penebangan hutan dan pembukaan lahan dapat dilihat secara kasat mata yaitu warna air banjir yang cokelat dan keruh.

Air yang keruh dan cokelat disebabkan karena pengikisan tanah di hutan yang telah ditebang oleh air hujan sehingga menyebabkan aliran sungai keruh.

Hal yang perlu dilakukan adalah fokus untuk pembenahaan drainase, apabila jumlahnya kurang harus dilakukan penambahan. Apabila sistemnya rusak harus diperbaiki secara bertahap.

"Lebih baik anggaran drainase ini diperbanyak sebagai cara meminimalisasi terjadinya banjir. Jangan sampai setelah banjir terjadi dan menyebabkan terjadinya kerugian berupa korban jiwa dan materil," kata dia.

Menurut dia hingga akhir tahun diperkirakan hujan akan turun di kota tersebut sehingga ancaman banjir dan longsor selalu menghantui. Dirinya mengatakan pemerintah telah berupaya melakukan perbaikan dan pembangunan sistem drainase namun jumlahnya masih belum mampu menampung air akibat curah hujan yang tinggi

"Kita juga meminta pemerintah menanam kembali hutan di hulu sungai dan melarang adanya penebangan hutan di kawasan tersebut. Sinergitas antara masyarakat dan pemerintah harus berjalan agar hutan dapat tumbuh kembali dan mencegah terjadinya banjir," kata dia. (*)